Pemuda Banyuwangi Ciptakan Aplikasi AI untuk Identifikasi Spesies Hiu, Masuk Finalis Nasional SATU Indonesia Awards 2025

oleh -102 Dilihat
hiu
Oka saat memegang hiu martil.

KabarBaik.co – Seorang pemuda asal Banyuwangi, Oka Bayu Pratama, menciptakan inovasi berbasis Kecerdasan Buatan (AI) untuk membantu pelestarian hiu di Indonesia. Aplikasi itu bernama SeeShark dan diklaim mampu mengidentifikasi spesies hiu secara cepat dan akurat, bahkan dari potongan tubuh seperti sirip atau kulit, dengan tingkat akurasi mencapai 95,3 persen.

Oka bercerita inovasi ini lahir berangkat dari keprihatinannya terhadap kondisi darurat konservasi hiu di Indonesia. Padahal Indonesia diketahui sebagai negara dengan keanekaragaman hiu tertinggi di dunia menyimpan 114 dari sekitar 500 jenis hiu di planet ini namun juga menjadi penangkap hiu terbesar secara global, dengan tangkapan rata-rata mencapai 110 ribu ton per tahun.

Menurut Oka, laju penangkapan tersebut sangat mengkhawatirkan karena sebagian besar spesies hiu memiliki reproduksi yang lambat.

“Banyak spesies baru bisa berkembang biak setelah berumur belasan tahun. Jika terus dieksploitasi tanpa data yang akurat, populasi mereka akan punah,” ujar pemuda asal Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi itu, Selasa (4/11).

Masalah utama yang ia temukan di lapangan adalah lemahnya sistem identifikasi spesies hiu di pelabuhan pendaratan ikan. Petugas enumerator kerap kesulitan mencatat data spesies karena hiu yang didaratkan sering kali sudah dalam bentuk potongan.

“Kalau petugas harus menebak, bagaimana mungkin kebijakan konservasi bisa efektif,” tambah Oka.

Berangkat dari permasalahan tersebut, ia mengembangkan SeeShark bersama timnya di organisasi kepemudaan Garda Lestari. Aplikasi ini dibangun menggunakan teknologi deep learning dengan basis data lebih dari 9.600 foto dari 10 spesies hiu paling rentan. Selain memberikan hasil identifikasi cepat, SeeShark juga menampilkan status konservasi berdasarkan IUCN dan perlindungan CITES secara otomatis.

Pengembangan SeeShark dilakukan secara mandiri. Oka membiayai risetnya dari hasil usaha budidaya lele yang dijalankan di Banyuwangi. “Untuk operasional di lapangan dan pengumpulan data, saya gunakan keuntungan usaha budidaya lele. Dari situ kami mulai bisa uji coba langsung ke pelabuhan,” katanya.

Aplikasi ini kini telah diuji coba di tiga pelabuhan utama, yakni Banyuwangi, Lamongan, dan Lombok Timur, dan berhasil mengidentifikasi lebih dari 1.000 gambar hiu di lapangan. Proyek ini juga telah mendapatkan validasi teknis dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta dua hak cipta dan satu permohonan hak paten.

Ketua Garda Lestari, Andri Saputra, menilai inovasi seperti SeeShark menjadi jembatan antara kepentingan ekonomi dan konservasi. “Teknologi ini memberdayakan petugas dan nelayan agar pengelolaan laut lebih adil dan berkelanjutan,” ujarnya.

Kini, perjuangan Oka membuahkan hasil di tingkat nasional. SeeShark berhasil menembus 10 besar finalis 16th Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2025 untuk kategori Teknologi Tepat Guna/Pemanfaatan Teknologi. Dari total 17.708 peserta, Oka menjadi salah satu inovator muda yang diakui berkontribusi nyata bagi keberlanjutan sektor maritim Indonesia.

Tahapan penjurian akhir tengah berlangsung, dan masyarakat dapat memberikan dukungan dengan memberikan suara untuk SeeShark melalui situs resmi astra.co.id hingga 4 November 2025.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.