Pengrajin Asal Kota Batu Ini Sulap Kayu Mahoni dan Sonokeling Jadi Barang Berharga

oleh -348 Dilihat
WhatsApp Image 2024 10 12 at 15.10.37
Agus Tritanto saat berada di ruang kerajinannya yang sudah jadi. (Foto: P. Priyono)

KabarBaik.co – Kerajinan alat dapur berbahan kayu ditawarkan untuk wisatawan yang melintas di toko kerajinan di sepanjang Jalan Ir. Sukarno Kota Batu. Kerajinan tersebut merupakan limbah kayu mahoni dan sonokeling yang disulap menjadi barang berharga.

Kerajinan yang diproduksi di Dusun Rejoso, Kecamatan Junrejo, Kota Batu ini mampu menghasilkan pendapatan hingga lebih dari Rp 100 juta per tahun. Agus Tritanto, 53, seorang pengrajin mahoni dan sonokeling, mengungkapkan bahwa saat ini permintaan terbesar datang dari alat dapur seperti cobek.

Menurut Agus, cobek dengan diameter 8 hingga 25 cm menjadi produk yang paling diminati dengan pesanan mencapai 2.000 biji per bulan. Produk lainnya seperti sutil (alat pengaduk di wajan), entong (sendok nasi), rol kue, alat pijat, dan garukan juga diproduksi meski jumlah pesanannya di bawah 1.000 biji.

Pemasaran produk ini dilakukan secara langsung tanpa melalui penjualan online. ”Permintaan cobek kayu setiap bulan dikirim ke Surabaya sebanyak 2.000 biji, lalu ke Banjarmasin dan Nusa Tenggara Timur. Selebihnya melayani pasar lokal di Kota Batu seperti Jatim Park, Selecta, Songgoriti, Coban Rondo, dan Sengkaling,” jelas Agus, Sabtu (12/10).

Agus menyebut penghasilan yang didapatnya dari pesanan di Pulau Jawa setiap bulan bisa mencapai Rp 40 juta. Sementara, pesanan dari Nusa Tenggara Timur mencapai Rp 30 juta. ”Penghasilan per bulan tidak tentu,” ujarnya.

Harga per biji alat dapur yang dijual Agus sangat terjangkau. Misalnya, untuk pembelian cobek dengan diameter 15 cm dalam jumlah besar dibandrol Rp 6 ribu, diameter 17 cm Rp 7 ribu, dan diameter 20 cm Rp 8 ribu. Alat uleg dari kayu mahoni dihargai Rp 2 ribu, sementara yang terbuat dari kayu pohon kelapa dihargai Rp 3 ribu. Sutil dan sendok nasi masing-masing dibandrol Rp 2.400.

Untuk bahan kayu, baik mahoni maupun sonokeling, Agus menjelaskan bahwa ketebalan kayu yang dibutuhkan untuk sendok nasi dan sutil yaitu 1,2 cm, untuk cobek kayu 3 cm, dan untuk telenan 1,6 cm.

Selain itu, limbah kayu juga dimanfaatkan dengan baik. Potongan kayu biasanya diambil oleh pengrajin tahu seharga Rp 300 ribu per pikap dan serbuk kayu dijual seharga Rp 5 ribu per sak. ”Selama dua tahun saya menggeluti kerajinan kayu ini, keuntungan memang tidak terlalu besar. Yang penting orderan terus berjalan,” tutur Agus. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: P. Priyono
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.