KabarBaik.co – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas Pertamina, mempercepat penguatan infrastruktur gas bumi nasional untuk menjawab tantangan distribusi dan akses energi bersih yang merata di seluruh Indonesia.
Langkah ini diambil untuk mengatasi ketidaksesuaian antara lokasi pasokan dan permintaan gas, terutama di wilayah dengan konsumsi tinggi seperti Sumatera dan Jawa bagian barat. Sementara itu, pasokan gas justru melimpah di Jawa Timur.
“Infrastruktur menjadi kunci utama dalam memperkuat konektivitas distribusi gas. Saat ini permintaan tinggi terjadi di Sumatera dan Jawa bagian barat, tetapi infrastruktur belum memadai. Sebaliknya, pasokan gas berlebih ada di Jawa Timur,” ujar Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko, Selasa (22/7).
Senada dengan Arief, Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi, menyebut bahwa secara nasional pasokan gas Indonesia masih mencukupi bahkan surplus, namun penyebarannya belum optimal.
“Secara keseluruhan, kita tidak defisit karena masih bisa ekspor gas. Tapi, distribusinya tidak merata. Sumber pasokan dan lokasi konsumen sering kali tidak sesuai,” jelas Kurnia.
Sebagai solusi jangka menengah, PGN mengandalkan pemanfaatan Liquefied Natural Gas (LNG) untuk menjangkau wilayah yang belum terlayani pipa gas. Namun, Arief menekankan pentingnya keberlanjutan pasokan LNG domestik dengan harga yang kompetitif.
“Tantangan kami adalah memastikan ketersediaan LNG secara berkelanjutan, dengan harga yang tetap terjangkau bagi pelanggan,” katanya.
Ketua Indonesian Gas Society (IGS), Aris Mulya Azof, menggarisbawahi bahwa peralihan dari gas pipa ke LNG membawa konsekuensi baru, seperti struktur harga yang mengikuti acuan internasional dan kebutuhan infrastruktur yang lebih kompleks. Ia menilai dibutuhkan kebijakan pemerintah yang lebih terintegrasi untuk menyikapi hal tersebut.
Saat ini, PGN tengah mengembangkan sejumlah proyek strategis seperti pembangunan Pipa Tegal–Cilacap, Terminal LNG Arun, serta revitalisasi FSRU dan fasilitas penyimpanan LNG. Sebanyak 67 persen dari total belanja modal (capex) PGN dialokasikan khusus untuk penguatan infrastruktur ini.
Arief memaparkan, ada empat faktor utama yang mempengaruhi kondisi distribusi gas nasional saat ini: availability (ketersediaan pasokan dari hulu), accessibility (ketersediaan infrastruktur), affordability (daya beli pelanggan), dan sustainability (keberlanjutan pasokan serta dukungan kebijakan).
Melalui strategi G-A-S (Grow–Adapt–Step Out), PGN berkomitmen memperluas jangkauan infrastruktur gas, sekaligus meningkatkan akses energi yang merata dan ramah lingkungan. Di sisi lain, ia menegaskan pentingnya dukungan pemerintah agar PGN dapat memperoleh LNG dengan harga yang lebih terjangkau.
“Dengan dukungan kebijakan dan regulasi yang tepat, PGN siap menjangkau lebih banyak wilayah dan memperluas akses energi bersih bagi masyarakat Indonesia,” tutup Arief.