KabarBaik.co – Polres Jember menggelar Rapat Koordinasi bersama IPSI Cabang Jember dan seluruh perguruan silat se-Kabupaten Jember. Hal itu sebagai upaya menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif menjelang peringatan 1 Suro dan kegiatan Suran Agung,
Rakor ini dipimpin langsung oleh Kapolres Jember AKBP Bobby A. Condroputra dan dihadiri oleh unsur Forkopimda serta pimpinan seluruh perguruan silat yang bernaung di bawah IPSI Jember.
Dalam sambutannya, Kapolres Jember menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk upaya memperkuat silaturahmi, sekaligus membangun komitmen bersama dalam menjaga keamanan wilayah.
“Kami mengapresiasi eksistensi pencak silat sebagai warisan budaya bangsa, namun kota harus menyoroti munculnya sejumlah gesekan antar oknum perguruan yang justru menodai nilai-nilai luhur silat,” kata Bobby, Rabu (25/6).
Ia mengungkapkan tidak ingin pencak silat yang seharusnya menjadi kebanggaan bangsa justru dicoreng oleh perilaku menyimpang.
“Perguruan silat harus menjadi perekat, bukan pemecah. Polres Jember siap mendukung kegiatan positif, dan akan menindak tegas setiap tindakan destruktif yang mengganggu ketertiban,” tegas Kapolres.
Senada dengan hal tersebut, Dandim 0824 Letkol Arm. Andriansyah menyampaikan harapannya agar keberagaman perguruan silat menjadi kekuatan pemersatu.
“Apapun nama perguruannya, semua punya visi yang sama: melestarikan seni bela diri sebagai warisan bangsa,” ujarnya.
Salah satu acara penting dalam rakor adalah pembacaan Maklumat Aman Suro 2025 oleh Ketua IPSI Cabang Jember. Isi maklumat tersebut mencakup berbagai larangan penggunaan atribut, kewajiban pengawalan, dan pengaturan moda transportasi peserta.
Penekanan pada larangan penggunaan motor (R2) dan penggunaan pengeras suara menjadi bagian dari langkah antisipatif agar perjalanan kegiatan pengesahan dan Suroan Agung tetap aman dan tertib.
Lebih lanjut, dilakukan pula penandatanganan kesepakatan bersama oleh seluruh Ketua Perguruan Silat se-Kabupaten Jember yang memuat 9 poin penting, antara lain:
Rapat koordinasi ini menjadi langkah strategis dalam menekan potensi konflik antar perguruan dan mendorong pencak silat kembali ke khitahnya sebagai budaya luhur pemersatu bangsa. (*)