KabarBaik.co – Salah satu program pasangan bupati dan wakil bupati Bojonegoro terpilih Setyo Wahono-Nurul Azizah adalah panen air hujan. Program tersebut merupakan salah satu program prioritas untuk mengatasi kekeringan di Kabupaten Bojonegoro. Kini mulai diuji coba di 30 titik wilayah kekeringan di Kabupaten Bojonegoro.
Salah satu desa yang telah dilakukan uji coba program Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH), yakni Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro dengan 10 titik. Satu titik terdapat satu tangki dengan kapasitas 1.000 liter untuk setiap kepala keluarga. Program ini dijalankan Ademos Indonesia yang bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UGM).
Perwakilan dari Ademos Indonesia, Zaenal Arifin mengungkapkan, pihaknya bekerja sama dengan UGM membantu warga Bojonegoro yang mengalami krisis air bersih dengan memanfaatkan air hujan. Cara kerja program ini adalah dengan memanfaatkan air hujan yang turun dari talang rumah kemudian dialirkan dan ditampung dalam wadah penampungan.
“Sebelum dialirkan ke wadah penampung, air hujan telah difilter menggunakan sejumlah tahapan yakni berupa filter daun, debu kasar dan debu halus. Setelah itu, air di wadah penampung sudah bisa dikonsumsi,” ungkap Arif, Senin (3/2)
Menurut Arif, sisa air yang meluber dari wadah penampung akan diinjeksikan ke dalam tanah melalui pipa pembuangan yang bertujuan agar air tersebut meresap ke tanah. “Tujuannya adalah agar tanah memiliki resapan, sehingga ketika musim kemarau dapat dimanfaatkan oleh warga,” jelasnya.
Arif menyebut, saat ini sudah ada 30 IPAH yang terpasang di Kabupaten Bojonegoro, yakni 10 titik di Dusun Kramanan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, 10 titik di Desa Nganti, Kecamatan Ngraho, dan 3 titik di Desa Bakalan, Kecamatan Tambakrejo. Di SMPN Purwosari, Kecamatan Ngasem, dan Kecamatan Baureno masing-masing dua titik.
Sedangkan satu alat dipasang di kantor Ademos Indonesia yang ada di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo. “Ke depan akan dikembangkan ke daerah-daerah yang kesulitan air bersih lainnya di Bojonegoro,” tutur Arif.
Sementara itu, Kepala Dusun Kramanan, Desa Jatimulyo, Nyamin mengatakan, adanya IPAH dapat bermanfaat untuk warga desa setempat. Sebab, saat musim kemarau warga di desanya selalu mengalami kekeringan, sehingga mereka mengambil air di sumber mata air yang berjarak belasan kilometer.
“Pernah ingin membuat sumur injeksi atau bor, namun tidak menemukan sumber air bersih dan di kedalaman 50 meter lebih airnya sudah asin dan tidak bisa dimanfaatkan,” ucap Nyamin.
Di tempat yang sama, salah satu penerima manfaat, Edi Hariyanto mengaku, air yang dihasilkan dari penampungan air hujan ini bisa langsung digunakan dan dikonsumsi secara langsung. Bahkan, air dari penampungan ini lebih segar karena tidak memiliki kadar kapur. ”Bisa langsung diminum, airnya segar. Alhamdulillah,” kata Edi. (*)