Proliga 2025: Tropi dalam Bayang, Juara Sejati dalam Terang

oleh -622 Dilihat
JUARA PROLIGA scaled

NAMA Pertamina tengah membumbung lagi. Kali ini, bukan karena aroma tajam dari dugaan megakorupsi Rp193,7 triliun yang menghentak nurani publik itu. Tapi, sorak-sorai di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Sabtu (10/5) malam. Di situ, di atas lapangan voli yang basah oleh keringat perjuangan dan desas-desus ’’playing sop’’, Pertamina Enduro menggulung Popsivo Polwan dengan skor meyakinkan 3-1.

Nama Pertamina sempat ’’gelap’. Beberapa waktu lalu menjadi headline karena dugaan ‘’oplos-mengoplos’’ Pertalite jadi Pertamax. Kini, tulisan Pertamina tengah terang. Menari-nari di spanduk kemenangan dan tren media buah prestasi tim voli wanita binaan mereka.

Dalam dunia sekarang ini, rasanya makin sulit dibedakan antara hitam dan putih. Kebenaran dan kemenangan kadang berbelit seperti kabel-kabel di ruang siaran langsung. Dalam gelapnya kabar korupsi itu, kemenangan Pertamina Enduro pun seolah menjadi lilin penerang.

Salah satu bintang kemenangan adalah Junaida Santi. Ia dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP) dalam final Proliga 2025. Pemain 18 tahun itu tampil konsisten sepanjang musim ini, Bukan hanya menjadi motor serangan Pertamina Enduro, tapi juga simbol dari harapan dan dedikasi. Di balik senyumnya, ada cerminan perjuangan tanpa kompromi. Tentu, Santi tidak bersalah atas angka triliunan. Ia hanya memukul bola dengan sepenuh hati.

Namun, seperti semua simbol dalam masyarakat yang begitu kompleks, senyum kemenangan juga kerap ditafsirkan beragam. Apakah ini kemenangan murni atau hasil kalkulasi dari panggung yang lebih luas?

Kemenangan Pertamina Enduro tak datang tanpa ’’noda’’. Mata publik bukan hanya menyorot laga final di Yogyakarta. Tapi, juga pada pertandingan terakhir final four seri Solo. Yakni, saat Pertamina Enduro menghadapi Popsivo Polwan. Dalam laga tersebut, Pertamina tampil seolah tanpa daya, meski tentu anggapan itu sudah ditepis mereka. Namun, sebagian pihak meyakini bahwa Pertamina “mengalah secara sengaja”. Memberi jalan bagi Popsivo ke babak final. Sebaliknya, menutup jalan Gresik Petrokimia ke grand final. Tak pelak, dugaan “main sabun”, istilah dalam dunia olahraga untuk pertandingan yang disengaja hasilnya, belakangan mengemuka. Seribu tanya.

Jika dalam laga terakhir seri Solo itu Popsivo Polwan kalah, maka Gresik Petrokimia, tim yang diperkuat oleh bintang voli nasional Megatron—julukan Megawati Hangestri–yang masuk final. Namun, karena Popsivo menang, Megawati dkk harus puas dalam perebutan tempat ketiga. Sebuah keadaan yang memicu kritik dari berbagai kalangan, termasuk dari Megawati sendiri yang mengisyaratkan kekecewaan.

Dan, di sinilah simpul persoalan menjadi filosofis. Kemenangan seharusnya adalah buah dari proses jujur dan perjuangan adil. Bila pertandingan telah diatur sedemikian rupa sehingga musuh yang dihadapi di final adalah pilihan, bukan hasil dari mekanisme alami turnamen, maka apa arti dari kemenangan itu sendiri? Ini bukan lagi sekadar persoalan skor atau tropi. Tapi tentang nilai-nilai yang menopang dunia olahraga. Integritas, fair play, dan rasa hormat terhadap lawan.

Sportivitas bukan hanya tentang bagaimana, tetapi tentang bagaimana memilih untuk menang. Dalam dunia yang telah sarat dengan kepentingan dan citra, kemenangan bisa menjadi alat. Bagi Pertamina, kemenangan menjadi oase di tengah padang gurun reputasi. Peluang emas menampilkan sisi lain dari korporasi. Sisi yang sportif, berprestasi, dan membanggakan. Tapi, bila kemenangan itu sendiri dicapai melalui manuver yang merusak etika kompetisi, maka oase itu justru memperjelas betapa keringnya nilai di balik gemerlap.

Banyak yang menyebut ini sebagai strategi. Bahwa lebih baik menghadapi Popsivo di final ketimbang harus berduel dengan Megawati dan tim dari Gresik Petrokimia. Secara statistik dan rekam jejal, Megatron dkk menjadi momok. Lebih menakutkan. Bila benar Pertamina memilih jalur mudah demi trofi, itu adalah kalkulasi logis dalam dunia olahraga. Tapi, ketika logika menang menciderai etika bermain, maka apakah olahraga masih bisa dikatakan mendidik? Atau lebih tepatnya memperdaya?

Sementara itu, Gresik Petrokimia tampil penuh semangat dalam laga perebutan juara ketiga. Akhirnya, satu-satunya tim asal Jawa Timur itu sukses menundukkan Electric PLN. Kemenangan mereka seolah bentuk pernyataan bahwa semangat juang tak perlu panggung utama untuk bersinar. Karena itu, tidak sedikit yang merasa, The Bulls—julukan Gresik Petrokomia–yang seharusnya lebih layak tampil di final.

Pihak penyelenggara Proliga pun tak luput dari sorotan. Bila pertandingan bisa diatur sedemikian rupa demi preferensi lawan, maka turnamen sebesar Proliga harus mereformasi sistemnya. Karena saat penonton kehilangan kepercayaan, maka tak ada lagi yang disebut tontonan. Olahraga kehilangan jiwa ketika kejujuran tak lagi dianggap penting.

Namun, dari semua situasi ini, lahir pelajaran. Bahwa publik tidak lagi buta. Sorotan bukan hanya tertuju pada skor akhir, tapi juga pada proses menuju sana. Masyarakat mulai menuntut pertanggungjawaban moral, bukan hanya teknis. Kemenangan yang tidak diperoleh dengan adil akan menjadi bayang-bayang, bukan cahaya.

Olahraga adalah panggung kejujuran. Jika permainan mulai dikendalikan oleh kepentingan, maka yang kalah bukan hanya lawan di lapangan. Namun, juga semangat yang seharusnya dijunjung tinggi. Karena sejatinya, yang membuat sebuah piala berarti bukan hanya karena ia didapatkan, tapi karena cara mendapatkannya.

Pertamina Enduro memang juara Proliga 2025. Tercatat dan dikenang sebagai tim yang mengangkat piala. Namun, sejarah tak hanya ditulis dengan tinta emas, melainkan juga dengan kejujuran yang tak terlihat oleh mata. Dan di sinilah pertanyaan sejati dimulai. Masih bisa percayakah kita? Dan mungkin, di ujung hari, itulah harga paling mahal dari sebuah permainan. Yakni, kepercayaan. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini



No More Posts Available.

No more pages to load.