Putus Mata Rantai, Bojonegoro Optimalkan Pembibitan Bawang Merah

oleh -382 Dilihat
KADISPERTAN BOJONEGORO
Putus Mata Rantai, Optimalisasi Pembibitan Bawang Merah

Bojonegoro termasuk salah satu kabupaten di Jatim yang sudah surplus padi. Kini, Pemkab Bojonegoro tengah getol menggarap sejumlah program prioritas pertanian dan ketahanan pangan. Salah satunya optimalisasi tanaman holtikultura berupa pembibitan bawang merah. Seperti apa? Berikut wawancara wartawan KabarBaik.co dengan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bojonegoro Helmy Elisabeth.

 Apa program prioritas pertanian atau ketahanan pangan di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2025?

Di tahun 2025 ini program prioritas kita salah satunya adalah pembuatan bibit bawang merah. Harapannya, agar para petani bawang merah di Kabupaten Bojonegoro tidak lagi membeli produk bibit dari daerah luar Bojonegoro seperti Nganjuk.

Untuk mewujudkan program bawang merah apa yang sudah dilakukan?

Kita sudah menjalin kerjasama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) untuk memperkenalkan budidaya bawang merah dari biji namanya true shallot seed (TSS). Selain itu, tanaman holtikultura jenis ini juga diharapkan mampu menekan angka inflasi di Kabupaten Bojonegoro.

Kenapa harus bawang merah?

Karena di tahun 2024 kemarin Kabupaten Bojonegoro masuk peringkat kelima se-Jawa Timur untuk daerah penghasil bawang merah terbesar. Namun, kita tidak mengacu ke produksi bawang merahnya, melainkan kita mengacu ke penyediaan bibit yang sebelumnya dari umbi bawang merah, yang kebanyakan diambil dari Nganjuk. Kita ingin memutus mata rantai. Nanti para petani tinggal mengambil dari petani di Bojonegoro juga.

Sejauh mana dalam progam ini melibatkan petani?

Kita sudah menggandeng beberapa petani bawang merah untuk menyemaikan biji menjadi bawang merah siap tanam, dan itu harga bibitnya lebih murah daripada beli jenis umbi dari Kabupaten Nganjuk.

Targetnya berapa luas lahan pertanian dan berapa juga target hasil panen bawang merah di Bojonegoro tahun 2025?

Di Kabupaten Bojonegoro sendiri sampai dengan saat ini hanya ada tiga kecamatan yang menjadi sentra petani bawang merah. Yakni, Kecamatan Kedungadem, Gondang, dan Sekar. Di tahun 2024 kemarin, kita mampu menghasilkan tanaman bawang merah sebanyak 28.242 ton dan di tahun 2025 ini kita targetkan naik sedikit 3.000 ton. Sementara luas lahan di Kabupaten Bojonegoro untuk 2025 ini mencapai 3.243 hektare.

Berapa anggaran untuk mewujudkan program prioritas bawang merah itu?

Untuk program penyemaian biji bawang merah ini tidak tinggi. Kita anggarkan sebesar Rp 200 juta untuk membeli biji bawang merah itu, yang nantinya kita berikan ke para petani binaan. Sehingga para petani bawang merah di Kabupaten Bojonegoro tidak perlu lagi jauh-jauh membeli bibit dari Kabupaten Nganjuk, cukup di Bojonegoro sudah bisa. Dengan demikian, dapat memangkas biaya transportasi sehingga kita harapkan para petani bawang merah di Bojonegoro bisa mendapat keuntungan lebih.

Ada program prioritas lainnya?

Selain itu kita juga masih membangun jaringan irigasi tingkat usaha tani (Jitut) dan jaringa irigasi desa (Jides) ke beberapa wilayah di Kabupaten Bojonegoro.

Lantas, bagaimana nasib petani padi dengan program bawang merah?

Untuk tanaman padi di Kabupaten Bojonegoro sendiri, setiap tahunnya kita selalu surplus. Dan Bojonegoro selalu masuk tiga besar daerah penghasil padi terbesar di Jawa timur. Saya kira para petani padi di Bojonegoro sudah bisa mandiri dengan catatan suplai pupuk dari pusat memenuhi kebutuhan, maka para petani di Bojonegoro sudah aman. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News



No More Posts Available.

No more pages to load.