KabarBaik.co — Isu kontaminasi bahan bakar Pertalite yang sempat menimbulkan keresahan di kalangan konsumen di Jawa Timur dijawab tuntas oleh Pertamina Patra Niaga, Lemigas, dan sejumlah pakar teknis.
Dalam konferensi pers yang digelar di SPBU Jemursari, Surabaya, Jumat (31/10), hasil pengujian resmi menegaskan bahwa kualitas bahan bakar Pertalite yang disalurkan Pertamina berada dalam spesifikasi yang ditetapkan pemerintah atau on spec.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menyampaikan apresiasi atas perhatian publik dan berjanji akan memberikan atensi serius pada setiap keluhan. Ia menekankan bahwa kepedulian masyarakat adalah dorongan bagi Pertamina untuk terus berbenah.
“Terkait isu kontaminasi, kami memberikan atensi serius agar tidak menimbulkan keresahan dan kerugian bagi masyarakat. Izinkan kami terus memperbaiki layanan agar Pertamina ini menjadi rumah energi untuk seluruh masyarakat Indonesia,” jelas Mars Ega.
Sebagai respons cepat, Pertamina Patra Niaga telah membuka posko pengaduan di SPBU dan melakukan pengecekan mendalam di hampir 300 SPBU di Jawa Timur. Mars Ega juga menegaskan bahwa perusahaan akan bersikap tegas kepada pihak manapun yang terbukti melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) mutu produk yang dapat merugikan citra perusahaan dan konsumen.
Koordinator Pengujian Aplikasi Produk Lemigas Kementerian ESDM, Cahyo Setyo Wibowo, memaparkan data teknis yang diperoleh dari sampel Pertalite yang diambil langsung di lapangan.
“Sampai hari ini didapatkan hasil yang secara legal adalah on spesifikasi, atau sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pemerintah, yaitu untuk jenis produk Pertalite,” terang Cahyo, merujuk pada SK DDN Migas Nomor 486 Tahun 2017.
Pihaknya memastikan Lemigas bersama Ditjen Migas akan terus melakukan analisis lanjutan dan pemantauan, termasuk jika ada laporan serupa muncul di daerah lain.
Untuk memberikan konteks yang lebih utuh, konferensi pers ini juga menghadirkan pakar dan perwakilan mekanik yang menjelaskan bahwa gangguan mesin tidak selalu berasal dari bahan bakar.
Ahli Teknik Kimia ITS, Prof. Renanto, menjelaskan secara teori bahwa mustahil air dapat larut dalam jumlah besar pada karakteristik kimia hidrokarbon Pertalite. Dengan hasil uji Lemigas yang menyatakan BBM bebas air dan sesuai standar, ia mengingatkan masyarakat agar menyesuaikan kebutuhan bahan bakar dengan spesifikasi mesin kendaraan.
Senada dengan Prof. Renanto, Juanda, perwakilan mekanik bengkel otomotif di Surabaya, membagikan pengalaman di bengkelnya. Ia menyebut bahwa masalah mesin seperti ‘brebet’ (tersendat-sendat) lebih sering disebabkan oleh faktor teknis lain pada komponen kendaraan.
“Masalah brebet itu bisa disebabkan banyak hal. Dari banyak kasus yang datang, ternyata yang paling sering penyebabnya ada di busi. Setelah diganti, mesin langsung kembali normal,” kata Juanda, yang juga mengingatkan masyarakat untuk tidak panik dan memastikan spesifikasi oktan bahan bakar motor sudah sesuai.
Menutup klarifikasi ini, Kepala Unit Intelkam Polres Surabaya, Iptu Taufik, menyampaikan apresiasi atas sinergi dan transparansi informasi yang diberikan kepada publik. Ia berharap media dapat berperan penting dalam menyampaikan hasil uji dan klarifikasi ini secara jernih dan proporsional demi menjaga kondusivitas masyarakat.
Pertamina menegaskan komitmennya untuk tidak hanya menjadi penyedia BBM, tetapi juga menjadikan SPBU sebagai “Rumah Energi” yang nyaman, lengkap dengan fasilitas Musala, Mini Market, dan toilet bersih bagi seluruh konsumen.








