kabarbaik.co – Manajemen Arema FC resmi memutuskan mendepak Jose Fernando Martins Valente dari kursi pelatih usai pekan ke-23 Liga 1 2023/2024 kemarin. Sebagai gantinya, tim dengan logo kepala singa itu menunjuk pelatih lokal sebagai nahkoda untuk meminimalisir risiko.
Dalam rilis yang diterima kabarbaik.co, adalah Widodo Cahyono Putro yang menerima tongkat estafet dari Fernando Valente. Salah salah satu legenda Timnas Indonesia itu dipilih sebagai pelatih karena dinilai memiliki karakter kuat untuk menangani tim. Maklum saat ini Arema FC membutuhkan figur yang memiliki karakter untuk mengangkat prestasi tim demi bisa lepas dari zona degradasi.
“Di situasi seperti ini manajemen harus bergerak cepat, pilihan akhirnya jatuh pada Widodo Cahyono Putro yang akan memimpin tim. Kami menilai coach Widodo adalah figur pelatih yang memiliki karakter serta pengalaman, tentu tidak lain hal ini dilakukan sebagai upaya agar Arema FC bisa lepas dari zona degradasi,” ungkap manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas.
Fernando Valente dianggap gagal mengangkat performa Arema FC di Liga 1 yang masih di zona degradasi. Bersama arsitek asal Portugal itu, Arema hanya mampu meraih 5 kemenangan dari 15 laga. Mereka saat ini terpuruk di urutan ke-16 klasemen sementara dengan mengemas 21 poin. Terpaut 6 poin dari Persita Tangerang yang berada di urutan ke-15.
Di sisi lain, Widodo C. Putro gagal mengantarkan Deltras FC promosi ke Liga 1 musim depan. Tim berjulukan The Lobster itu harus puas hanya melaju di babak 12 besar. Rendi Irwan Saputra dkk. kalah bersaing dengan Malut United FC yang melaju ke semifinal guna memperebutkan tiket promosi ke kasta tertinggi musim depan.
Meski begitu, keputusan ini diambil sebagai reaksi cepat dan obyektif atas hasil yang kurang memuaskan, dengan harapan perubahan ini bisa memberikan dampak positif bagi tim. Dan memberikan kesempatan bagi tim untuk mendapatkan suasana dan strategi baru.
“Tentu kami berharap keputusan tersebut dapat membangkitkan semangat tim dan membantu memperbaiki kondisi Arema FC yang saat ini sedang berjuang untuk keluar dari zona degradasi,” jelas Wibie Andryas.
Lebih lanjut manajemen tim berjulukan Singo Edan itu sangat mengapresiasi kontribusi Fernando Valente dalam membantu transisi psikologis tim dan perlengkapannya pasca tragedi di Kanjuruhan, namun kebutuhan tim untuk segera bangkit dari posisi degradasi menjadi fokus utama pengambilan keputusan tersebut.
“Keputusan strategis harus diambil, tentu saja target kami jelas, Arema harus bisa lolos dari degradasi. Di waktu yang ada ini kami harus memiliki opsi-opsi strategis, pelatih lokal dipilih karena dari sisi adaptasi mungkin tidak butuh waktu lama,” timpal General manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi.
“Demikian juga dengan komunikasi dengan pemain, ini yang penting. Karena harus kita akui, proses adaptasi kalau dengan pelatih asing itu tidak membutuhkan waktu yang singkat. Pergantian ini juga didukung oleh pemain,” pungkasnya.