KabarBaik.co – Program Gerakan Ayam Mandiri (Gayatri) akan menjadi salah satu program andalan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro dalam menurunkan angka kemiskinan yang masih tinggi di kabupaten Bojonegoro.
Selain masuk dalam data mandiri masyarakat miskin daerah (Damisda) juga terdapat syarat lain yang harus dipenuhi penerima bantuan tersebur.
Menurut Kepala Bidang Peternakan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro Fajar Dwi Nurrizki mengatakan bahwa terdapat beberapa syarat lain untuk menerima bantuan berupa ayam petelur ini, seperti miliki lahan yang jauh dari pemukiman atau tidak padat penduduk.
“Salah satu syarat lain adalah verifikasi calon lokasi kandang yang memadai atau sesuai, sehingga meminimalisir dampak sosial yang ditimbulkan,” terangnya, Selasa (6/5).
Fajar menambahkan, untuk meminimalisir dampak sosial, Pemkab Bojonegoro akan menyediakan pendampingan petugas teknis serta obat, vitamin dan vaksin untuk mitigasi dampak bau dan lalat yang ditimbulkan dari kandang ayam petelur.
“Selain itu juga penerima akan mendapat pembekalan berupa bimbingan teknis (bimtek) sebelum diberikan ya bantuan ayam petelur ini,” tambahnya.
Dalam Program GAYATRI tahap awal akan menyasar 400 keluarga penerima manfaat (KPM) yang tersebar di lima kecamatan, yaitu Ngambon, Sekar, Gondang, Tambakrejo, dan Bubulan. Kelima wilayah tersebut dipilih berdasarkan data prosentase kemiskinan tertinggi di Kabupaten Bojonegoro serta berbasis kawasan.
Anggaran untuk program ini berasal dari berbagai sumber, dengan 400 KPM awal yang didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Selain dari APBD pemkab juga mewajibkan pihak desa untuk menyisihkan 10 persen dari dana APBDes serta dari CSR beberapa perusahaan di Kabupaten Bojonegoro,” terangnya.
Dalam implementasinya, setiap keluarga penerima manfaat (KPM) akan menerima sarana-prasarana usaha peternakan ayam petelur kapasitas 54 ekor, yang mencakup pullet ayam petelur, kandang ayam, pakan, serta kelengkapan obat-obatan, vitamin, dan vaksin.(*)