KabarBaik.co – Kabupaten Kediri untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah seleksi magang ke Jepang. Sebanyak 196 peserta dari berbagai daerah mengikuti tahapan seleksi yang digelar di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Kediri mulai Senin (15/9) hingga Jumat (19/9).
Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa menegaskan bahwa program ini menjadi salah satu upaya pemerintah daerah untuk menekan angka pengangguran, sekaligus membuka jalan bagi anak muda untuk mandiri.
“Dengan adanya program ini, mereka bisa bekerja, punya modal, lalu sepulangnya nanti bisa membangun usaha mandiri. Ini salah satu langkah kita untuk mengurangi pengangguran di Kabupaten Kediri,” ujar Dewi.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri, Ibnu Ibad, menjelaskan bahwa pelaksanaan seleksi magang Jepang selama ini hanya dilakukan di tingkat provinsi. Atas inisiatif Pemkab Kediri, surat resmi pun dilayangkan ke Kementerian Ketenagakerjaan agar seleksi bisa digelar di Kediri.
“Selama ini seleksi di Surabaya, terlalu jauh bagi peserta dari Kediri dan sekitarnya. Alhamdulillah, kali ini bisa terlaksana di sini dengan dukungan Kementerian Ketenagakerjaan dan IM Jepang,” ungkap Ibnu.
Peserta yang lolos nantinya akan menjalani serangkaian pelatihan, mulai dari tes tulis, fisik, hingga wawancara. Setelah itu, mereka akan dibekali hard skill (teknis seperti manufaktur, pengelasan, dan lain-lain) serta soft skill seperti disiplin dan etos kerja, sebelum benar-benar diberangkatkan ke Jepang.
Perwakilan Kementerian Ketenagakerjaan RI, Sutarno, menyebut program magang Jepang ini sudah berjalan sejak 1993 dengan melibatkan ratusan LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) di seluruh Indonesia. Hingga kini, lebih dari 54.000 peserta telah diberangkatkan ke Negeri Sakura.
“Seleksi ini sangat ketat. Peserta harus melalui pelatihan tahap 1 selama dua bulan 10 hari, lalu tahap 2 di Bekasi dengan durasi sama. Setelah kontrak kerja ditandatangani, mereka baru diberangkatkan,” jelas Sutarno.
Sutarno menambahkan, peserta akan mendapatkan subsidi awal sebesar 100 ribu yen (sekitar Rp 10–11 juta) sebelum berangkat. Di Jepang, mereka akan tinggal dan bekerja minimal selama tiga tahun, dengan hak berupa uang saku, asuransi, serta kontrak kerja resmi.
Hal senada juga disampaikan perwakilan IM Jepang, Nur Hidayat. Menurutnya, peserta asal Indonesia selama ini dikenal disiplin dan sopan, sehingga banyak perusahaan Jepang tertarik menerima mereka.
“Peserta dari Indonesia dinilai terbaik oleh perusahaan di Jepang. Mereka sopan, patuh, dan cepat beradaptasi. Kami berharap peserta dari Kediri juga bisa menjaga nama baik daerah sekaligus membawa pulang pengalaman untuk membuka usaha mandiri setelah kembali,” ucap Nur Hidayat.
Pemkab Kediri berharap program seleksi ini bisa menjadi agenda rutin tahunan. Selain memperpendek akses peserta dari Kediri dan sekitarnya, program ini diharapkan melahirkan generasi muda yang siap bersaing secara global sekaligus mandiri secara ekonomi saat kembali ke tanah air.
“Harapan kami, program ini tidak hanya berhenti tahun ini. Tahun depan bisa terus berlanjut, agar lebih banyak anak muda Kediri yang punya kesempatan,” pungkas Ibnu Ibad.








