KabarBaik.co – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan inovasi baru bernama Silaja. Inovasi ini berupa model dan sistem informasi manajemen rantai pasok jagung di Jawa Timur. Silaja diyakin bermanfaat untuk mendukung keberlanjutan pasok rantai pangan di Indonesia.
Ketua Tim Penelitian Terapan ITS Prof Erma Suryani menjelaskan, jagung merupakan komoditas strategis dalam sektor pertanian Indonesia. Sebab, komoditas itu memiliki keberagaman manfaat pada sektor industri pakan, pangan, dan bahan baku.
“Keberagaman manfaat ini membuktikan peran penting komoditas jagung dalam pembangunan sektor pertanian dan perekonomian nasional,” ujarnya di Surabaya dilansir dari Antara, Selasa (10/9).
Event PMIJ 2024 KabarBaik.co Sejalan dengan Komitmen Menteri Pertanian
Erma menuturkan, saat ini kondisi industri komoditas jagung tengah mengalami beberapa masalah. Di antaranya, rendahnya produktivitas, kelangkaan akan pupuk, dan rendahnya harga jual jagung petani. Hal itu makin diperparah dengan kondisi teknologi budidaya yang kurang memadai.
Dosen Departemen Sistem Informasi ITS itu berpendapat bahwa kondisi tersebut memerlukan peralihan manajemen rantai pasok ke sistem berbasis teknologi informasi.
Dengan peralihan itu diharapkan dapat meningkatkan kinerja sektor ekonomi budidaya jagung, mengembangkan budidaya pertanian ramah lingkungan, dan meningkatkan aspek sosial dalam industri komoditas jagung. “Gagasan ini kemudian tercurah dalam sistem informasi bernama Silaja,” ujar Erma.
Erma melanjutkan, sistem informasi Silaja dapat diakses melalui laman resmi silaja.id. Sistem informasi ini ditujukan untuk membantu meningkatkan manajemen rantai pasok komoditas jagung di Provinsi Jawa Timur secara berkelanjutan. Adapun maksud dari berkelanjutan dalam konteks ini adalah mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan sebagai pertimbangan.
Guru besar di bidang Model Driven Decision Support System tersebut juga menjelaskan, Silaja dilengkapi dengan berbagai fitur penunjang industri komoditas jagung. Salah satunya fitur pendampingan budidaya.
Kick Off Petani Milenial Inovatif Jatim 2024, Cek Timeline dan Syaratnya di Sini
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengetahui takaran pupuk ideal, estimasi keuntungan yang didapat, potensi risiko, dan indeks potensi lahan yang dimiliki. Selain fitur pendampingan budidaya, terdapat juga fitur-fitur lain yang dapat memudahkan pengguna dalam meningkatkan manajemen mutu jagung. Fitur-fitur tersebut didukung dengan metode pemodelan menggunakan data yang valid.
Ke depan, Erma berharap Silaja dapat diterapkan sehingga meningkatkan nilai kinerja rantai pasok komoditas jagung di Provinsi Jawa Timur.
Menanggapi hasil penelitian ini, Kepada Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Denny Kurniawan berterima kasih atas upaya ITS dalam mendukung keberlanjutan manajemen rantai pasok jagung.
“Ini adalah salah satu metode yang dapat membantu dalam mengelola rantai pasok komoditas jenis ini (jagung, red) di Provinsi Jawa Timur,” ucapnya. (*)