KabarBaik.co – Spanyol menjadi negara pertama yang menyabet gelar juara Piala Eropa empat kali. Negara yang terdapat di Semenanjung Iberia itu mengalahkan Inggris dengan skor 2-1 dalam laga final yang digelar di Olympiastadion, Berlin, Jerman, dini hari tadi WIB.
Spanyol memecah kebuntuan di awal babak kedua setelah babak pertama berakhir tanpa gol. Adalah winger Nicholas Williams Arthuer mencetak gol pembuka, tepatnya di menit 47.
The Three Lions -julukan Timnas Inggris- sempat menyamakan skor lewat gol cantik Cole Jermaine Palmer pada menit ke-73. Kemenangan dari La Furia Roja -julukan Timnas Spanyol- dipersembahkan striker pengganti Mikel Oyarzabal Ugarte pada menit ke-86.
Keunggulan 2-1 untuk Spanyol atas Inggris bertahan hingga peluit panjang dibunyikan wasit Francois Letexier asal Prancis. Gelar yang sangat istimewa bagi Spanyol dengan catatan tak terkalahkan sepanjang tujuh laga.
Tak hanya menjadi negara pertama yang unbeaten, Spanyol menahbiskan sebagai tim paling tajam sepanjang sejarah. Dengan total 15 gol, Spanyol melewati torehan 14 gol milik Prancis di edisi 1984.

Nico Williams, salah satu pahlawan Spanyol, mengaku bingung mengekspresikan perasaannya atas gelar ini. Dia menegaskan capaian ini menjadi modal untuk menuju Piala Dunia 2026.
“Saya merasa gembira, sangat bahagia. Juara Eropa dan sekarang kami akan menuju Piala Dunia. Semua orang layak mendapatkannya, keluarga kami, para penggemar,” ucapnya kepada RTVE seperti dilansir laman resmi UEFA.
“(Di laga ini) kami sangat menderita. Inggris memiliki para pemain yang dapat membuat perbedaan, tetapi kami mampu melawan mereka. Tidak ada yang bisa mengalahkan kami. Saya katakan kami adalah tim yang hebat,” tegas pemain yang kabarnya menjadi incaran Barcelona itu.
Sementara itu, kebahagian terpancar dari pesepakbola muda sepanjang sejarah Piala Eropa Lamine Yamal Nasraoui Ebana. Menurutnya, gelar ini merupakan mimpi yang menjadi kenyataan. Apalagi, tim Inggris disebutnya memberi perlawanan sengit.
“Saya sangat senang. Saya tak sabar untuk kembali ke Spanyol dan merayakannya bersama para penggemar. Ini adalah hadiah ulang tahun terbaik yang pernah ada,” jelasnya.
“Ini adalah sebuah mimpi. Ketika Inggris menyamakan kedudukan, itu sulit. Saya tidak tahu tim ini terbuat dari apa, tetapi kami selalu berhasil bangkit,” lanjut Lamine Yamal.
Pada kesempatan lain, pelatih Spanyol Luis de la Fuente Castillo mengungkapkan nasihat sederhana saat turun minum yang membantu dalam membungkam Inggris. Tak hanya itu, dia menegaskan anak asuhnya masih memiliki potensi untuk lebih berkembang seiring berjalannya waktu.
“Tidak ada apa-apa. Itu (team talk) hanya sebuah pertanyaan untuk menegaskan siapa kami, sebuah pertanyaan tentang kepercayaan diri, bahwa mereka tahu bagaimana menafsirkan sebuah pertandingan,” tegasnya.
“Mereka adalah yang terbaik di dunia. Saya telah mengatakannya sebelumnya dan saya tetap berpegang teguh pada hal tersebut. Dan kami selalu bisa menjadi lebih baik. Saya tidak bisa lebih bahagia lagi – kami adalah tim (terbaik) yang sesungguhnya, juara Eropa,” pungkas De La Fuente. (*)