Tarif Impor AS Naik 32 Persen, Kadin Jatim Wanti-wanti Dampak Serius Bagi Ekonomi Daerah

oleh -435 Dilihat
WhatsApp Image 2025 04 06 at 18.14.54
Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto. (Foto: Dani)

KabarBaik.co – Kenaikan tarif impor Amerika Serikat (AS) sebesar 32 persen yang ditandatangani Presiden Donald Trump diperkirakan akan membawa dampak signifikan bagi perekonomian Indonesia, khususnya Jawa Timur. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto pun meresponsnya dengan sangat serius.

Adik menyebutkan bahwa efek kebijakan ini tidak hanya akan terasa secara langsung, tetapi juga akan memicu efek domino yang luas terhadap industri dan masyarakat. “Kami melihat ada dua dampak utama, langsung dan tidak langsung. Salah satu dampak langsung paling terasa tentu adalah penurunan ekspor,” ujar Adik saat dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (6/4).

Adik menjelaskan, AS selama ini menjadi salah satu pasar utama bagi produk ekspor nonmigas Jawa Timur. Data Januari 2025 mencatat nilai ekspor nonmigas ke Negeri Paman Sam mencapai 281,96 juta dolar AS, atau berkontribusi sekitar 14,5 persen terhadap total ekspor nonmigas provinsi.

Produk-produk unggulan Jatim seperti perhiasan, produk logam, tekstil, alas kaki, elektronik, serta kayu dan turunannya menjadi sektor yang paling terancam. “Kenaikan tarif tentu akan membuat harga produk kita menjadi kurang kompetitif di pasar AS, dan ini bisa menggerus devisa serta memperlemah daya saing,” jelas Adik.

Namun, Adik mengingatkan bahwa dampak kebijakan ini tak berhenti di sektor ekspor semata. Efek lanjutan juga mulai mengintai rantai pasok industri di dalam negeri. “Ketika ekspor menurun, maka supplier bahan baku lokal, UMKM penyedia komponen, hingga jasa pendukung akan terkena imbas. Pesanan menurun, arus kas perusahaan terganggu, investasi tertunda, dan efeknya menyebar ke seluruh ekosistem industri,” paparnya.

Lebih jauh, Adik menyoroti risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mulai membayangi, terutama di sektor padat karya seperti garmen, sepatu, elektronik, dan produk kayu. “Ini bukan soal angka semata. Ribuan pekerja berisiko kehilangan penghasilan. Jika tidak ditangani, akan ada dampak sosial serius seperti kemiskinan, putus sekolah, hingga ketegangan sosial di kawasan industri,” tegas Adik.

Penurunan kinerja ekspor dan industri, lanjut Adik, akan berdampak pula pada turunnya pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi. Efek berikutnya yaitu sektor jasa, transportasi, hingga logistik ikut terpukul, yang pada akhirnya memperlemah daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi daerah.

Sebagai solusi, Kadin Jatim mendorong pemerintah dan pelaku usaha untuk segera beradaptasi. “Kita harus memperkuat pasar domestik, membuka akses ke pasar ekspor alternatif, dan meningkatkan investasi di sektor strategis seperti pangan dan energi baru terbarukan,” ucapnya.

Selain itu, Adik menekankan pentingnya komunikasi kebijakan yang efektif untuk menjaga kepercayaan pelaku ekonomi. “Dari informasi yang kami terima, kepercayaan publik terhadap sosok Pak Prabowo masih tinggi, di atas 80 persen. Tapi begitu masuk ke sistem pemerintahan, turun 20 persen, dan ketika kebijakan diluncurkan turun lagi 20 persen. Artinya, kepercayaan terhadap kebijakan saat ini hampir menyentuh angka 50 persen,” ungkapnya.

Dia menilai data tersebut menjadi cerminan perlunya perbaikan dalam komunikasi dan implementasi kebijakan ekonomi. “Dalam situasi global yang penuh tantangan ini, semua pihak harus bergerak cepat dengan semangat inovatif, adaptif, dan kolaboratif. Hanya dengan cara itu kita bisa menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.