Terungkap! Asal-Usul Nama Ponorogo dan Kisah di Baliknya

oleh -377 Dilihat
ponorogo
Foto Ponorogo

KabarBaik.co- Ponorogo menjadi salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang terkenal dengan kesenian Reog Ponorogo, sehingga dijuluki sebagai Kota Reog atau Bumi Reog. Selain dikenal sebagai Kota Reog, Ponorogo sendiri juga dikenal sebagai Kota Santri karena memiliki banyak sekali pondok pesantren. Salah satu pondok pesantren yang terkenal di daerah itu adalah Pondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak. Namun dibalik populernya kota reog ini tentunya memiliki Sejarahnya tersendiri.

Berikut sejarah dan asal mula daerah serta nama Ponorogo yang perlu kalian ketahui.

Sejarah dari Kabupaten Ponorogo ini dimulai dari kisah Bathoro Katong atau dikenal juga dengan Raden Katong. Bathoro Katong pada waktu itu diresmikan menjadi adipati pertama Kadipaten Ponorogo pada tahun 1837.

Bathoro Katong memiliki nama asli Lembu Karnigoro ia adalah putra kelima Prabu Brawijaya V yakni adik Raja Demak Raden Patah. Agar masyarakat yang masih banyak menganut Hindu-Budha bisa mudah menerima, Raden Patah memberi nama adiknya Bathoro Katong.

Bathoro Katong berasal dari kata “batara” yang berarti dewa dan “katon” yang berarti menampakkan diri sehingga Bathoro Katong berarti dewa yang mewujud atau menampakkan diri dalam wujud manusia. Menurut sejarah, setelah Raden Katong sampai di wilayah Wengker, dia berupaya mendirikan sebuah pemukiman. Melalui berbagai hambatan, tantangan yang datang pada akhirnya pada Tahun 1482 M Raden Katong mulai mempersatukan wilayah.

Pendekatan kekeluargaan dengan Ki Ageng Kutu dan seluruh pendukungnya ketika itu mulai membuahkan hasil. Pada akhirnya Raden Katong berhasil membentuk sebuah wilayah Bernama Kadipaten Ponorogo dan ia menjadi adipati pertama pada abad XV. Namun, Kadipaten Ponorogo ini mulai berdiri pada tanggal 11 Agustus 1496 Masehi. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Ponorogo.

Asal-usul nama Ponorogo

Sejarah asal usul nama Ponorogo bermula dari kesepakatan dalam musyawarah bersama Raden Bathoro Katong, Kyai Mirah, Selo Aji dan Joyodipo. Kesepakatan nama Ponorogo terjadi pada Jum’at saat bulan purnama, bertempat di tanah lapang dekat sebuah gumuk (wilayah Katongan sekarang). Di dalam musyawarah tersebut disepakati bahwa kota yang akan didirikan dinamakan adalah “Pramana Raga” kemudian lama kelamaan berubah menjadi Ponorogo.

Praman Raga, nama pertama sebelum akhirnya wilayah ini menjadi Ponorogo, terdiri dari dua kata yaitu Praman yang berarti daya kekuatan, rahasia hidup, permono dan wadi. Sedangkan, Raga berarti badan atau jasmani. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa di balik badan, atau wadak manusia tersimpan suatu rahasia hidup (wadi) berupa olah batin yang mantap dan mapan berkaitan dengan pengendalian sifat-sifat amarah, aluwamah, sufiah dan muthmainah. Manusia yang memiliki kemampuan olah batin yang mantap dan mapan akan menempatkan diri dan kapanpun berada.

Sejarah telah mencatat bagaimana Ponorogo tumbuh dan berkembang hingga menjadi kota yang kita kenal sekarang. Warisan budaya dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur terus hidup dan berkembang di tengah modernisasi. Ponorogo, kota dengan perpaduan unik antara tradisi dan kemajuan.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Valentino Iqbal
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.