KabarBaik.co – Para akademisi dari Stikom PGRI Banyuwangi mengenalkan teknologi berbasis Internet of Things untuk membantu peningkatan produktifitas usaha jamur tiram di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.
Tim pengabdian tersebut diketuai oleh Sony Panca Budiarto, M.Kom dengan beranggootakan, Arif Hadi Sumitro, M.Kom dan Estu Handayani, M.M.
Sony mengatakan Desa Gintangan dikenal sebagai desa wisata kreatif yang menjadi tempat edukasi dan sentra kerajinan bambu di Banyuwangi.
Selain potensi itu, terdapat potensi lain
yaitu budidaya jamur. Di desa yang berjarak 20 km dari pusat kota itu terdapat usaha budidaya jamur bernama Sunawan Mushroom yang telah berjalan sekitar 8 tahunan.
Selama bertahun-tahun, potensi besar produk jamur tiram yang dimiliki oleh Sunawan Mushroom kurang optimal karena pengelolaannya dilakukan secar konvensional dengan mengandalkan tenaga petani jamur sendiri dan 1 orang karyawan.
“Kondisi tempat pembibitan pembudidayaan jamur tiram yang kurang kondusif seperti bambu tempat jamur tiram yang mudah rapuh dan miring dan kurangnya sirkulasi udara membuat usaha budidaya kurang optimal dan petani sempat gagal panen,” kata Sony, Rabu (10/9).
Oleh karenanya melalui tim pengabdian kepada masyarakat (PKM), pihaknya menawarkan solusi peningkatan produktifitas usaha jamur tiram dengan memanfaatkan sistem cerdas berbasis Fuzzy Mamdani dan IoT.
Sony menjelaskan Fuzzy Inference System (FIS) Metode Mamdani berbasis Internet Of Things berguna untuk penyesuaian lingkungan budidaya jamur tiram. System yang dibuat dapat mengambil keputusan pengendalian yang tepat, berdasarkan kondisi suhu udara, kelembaban udara dan kelembaban tanah untuk mengaktifkan penyiraman, pengkabutan dan kipas agar mendapatkan kondisi lingkungan budidaya pertumbuhan jamur tiram yang ideal.
Program itu telah diterapkan sejak Juni hingga Agustus 2025 berjalan dengan baik dan lancar. Alat alat sistem cerdas budidaya jamur tiram berbasis Fuzzy Mamdani dan Internet of Things (IoT). Alat tersebut berhasil dibuat dan telah diterapkan pada kumbung jamur tiram Sunawan Mushroom.
Selain itu, kegiatan pelatihan pembuatan catatan transaksi keuangan dan laporan laba rugi juga telah dilaksanakan. Saat ini mitra pengabdian telah menerima panduan penggunaan alat serta modul keuangan UMKM yang dapat membantu pencatatan usaha secara lebih tertib dan profesional.
Mitra merasakan sejumlah dampak positif dari program ini, di antaranya penurunan biaya listrik, peningkatan kuantitas produksi jamur tiram pada baglog setiap panen, serta efisiensi waktu kerja berkat otomatisasi sistem budidaya.
“Kami sebagai pelaksana program menyampaikan terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang telah memberikan pembiayaan untuk program PMP Tahun Anggaran 2025 ini,” tandasnya.






