Tragedi Terjebaknya 7 Pekerja Freeport di Tambang Bawah Tanah Papua Tengah

oleh -148 Dilihat
Freeport Ekspor Konsentrat Tembaga 200915 Adm 2
Area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua Tengah (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye/15)

KabarBaik.co – Sebanyak tujuh pekerja PT Freeport terjebak di area tambang bawah tanah (underground) di kawasan Grasberg, Tembagapura, Mimika, Papua Tengah. Mereka terjebak akibat longsor yang terjadi pada Senin (8/9) malam sekitar pukul 23.21 WIT.

Terjebaknya tujuh pekerja membuat PT Freeport Indonesia (PTFI) menghentikan sementara operasional penambangan di area tambang bawah tanah tersebut.

“Operasional penambangan telah dihentikan sementara untuk memprioritaskan pembersihan jalur akses dan evakuasi yang aman bagi tujuh pekerja kontraktor tersebut,” ujar VP Corporate Communications Freeport Indonesia Katri Krisnati, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Selasa (9/9).

Katri menjelaskan bahwa pada Senin (8/9), sekitar pukul 22.00 WIT di Papua, Indonesia, terjadi aliran material basah dalam jumlah yang besar di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave. Material basah (wetmuck) diduga berasal dari area panel GBC.

Insiden tersebut menyebabkan akses ke area tertentu di tambang tertutup, membatasi rute evakuasi untuk tujuh pekerja.

Katri menyampaikan bahwa lokasi para pekerja yang terjebak telah diketahui dan mereka diyakini aman. Saat ini, kru sedang berupaya membersihkan akses untuk evakuasi yang aman dan cepat.

“Bersamaan dengan itu, kegiatan penyediaan kebutuhan bagi para pekerja yang terdampak sedang dilakukan. Seluruh pekerja lainnya dipastikan aman,” kata Katri.

Di dalam area tambang bawah tanah PTFI di kawasan Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, selalu terdapat fasilitas tempat berlindung (chamber) bagi para pekerja jika terjadi situasi yang membahayakan.

Chamber merupakan fasilitas darurat di tambang bawah tanah yang dilengkapi suplai udara bersih, logistik, dan sarana komunikasi untuk menjamin keselamatan pekerja saat terjadi situasi darurat, seperti kebakaran, runtuhan, atau paparan gas beracun.

Hingga Kamis (11/9), upaya evakuasi tujuh pekerja belum berhasil dilakukan. Upaya komunikasi terhadap mereka juga belum bisa dilakukan.

Kapolsek Tembagapura Iptu Firman mengatakan PT Freeport mengerahkan sejumlah peralatan untuk mengeluarkan material lumpur basah yang menggenangi area tambang bawah tanah GBC sejak Senin (8/9) malam.

“Alat berat tidak bisa masuk ke dalam terowongan karena begitu diangkat lumpurnya maju-maju terus (terdorong ke depan). Sampai sekarang lumpurnya masih sangat banyak,” kata Firman.

Menyikapi kondisi itu, katanya, manajemen PT Freeport berupaya membuat lubang baru untuk bisa menyuplai bahan makanan maupun melakukan komunikasi dengan tujuh pekerja yang masih terjebak di dalam area tambang bawah tanah.

“Informasi yang kami terima mereka buat lubang baru lagi untuk bisa droping makanan ke dalam,” ujarnya.

Firman belum bisa memastikan kondisi keselamatan tujuh pekerja yang terjebak.

“Kalau soal itu kami belum tahu, yang jelas di dalam terowongan tambang bawah tanah itu ada semacam bunker untuk tempat berlindung. Mudah-mudahan mereka berlindung di tempat itu,” harap Firman.

Firman juga belum berani memastikan bahwa dua dari tujuh pekerja yang terjebak di area tambang bawah tanah GBC merupakan warga negara asing.

“Belum bisa dipastikan karena belum ada penyampaian resmi dari manajemen PT Freeport,” jelasnya.

Berdasarkan informasi yang beredar di Timika, diketahui terdapat dua pekerja asing asal Chile dan Afrika yang ikut terjebak dalam tambang bawah tanah GBC.

Berikut nama-nama tujuh pekerja yang terjebak dalam tambang bawah tanah PT Freeport di Tembagapura:

1. Irwan
2. Wigih Hartono
3. Victor Manuel Bastida Ballesteros
4. Holong Gembira Silaban
5. Dadang Hermanto
6. Zaverius Magai
7. Balisang Telile. (ANTARA)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.