KabarBaik.co – Upaya transformasi layanan kesehatan terus digencarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, dalam hal ini Dinas Kesehatan. Peningkatan kualitas layanan menjadi perhatian utama. Salah satunya dengan optimalisasi program Integrasi Layanan Primer (ILP).
Terbaru, Dinas Kesehatan Pemkab Gresik menggandeng PWI Gresik menggelar workshop dengan tema pembahasan integrasi layanan primer di Kabupaten Gresik mengedepankan pelayanan sesuai siklus hidup manusia. Workshop ini berlangsung di Gedung Nasional Indonesia (GNI) pada Rabu (11/9). Diikuti jajaran Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Gresik.
ILP bertujuan untuk menyediakan berbagai layanan kesehatan mulai dari edukasi, pemeriksaan, pencegahan hingga pengobatan. Menyediakan layanan bagi setiap warga mulai dari tahap lahir, remaja, dewasa, hingga usia lanjut. Program ini digencarkan hingga ke tingkat dusun dan desa dengan mengerahkan Kades Posyandu dalam rangka transformasi layanan kesehatan hingga mendasar.
Salah satu yang mendasari ILP ini adalah banyaknya kasus kematian yang sebenarnya bisa dicegah. Namun gagal tertangani karena kurangnya integrasi layanan. Kini, hal itu mulai disatupadukan, mulai dari tingkat Posyandu, Puskesmas hingga rumah sakit.
Bahkan, masyarakat juga bisa memanfaatkan layanan secara lebih spesifik secara efisian. Mulai dari tahapan kelahiran hingga bertumbuh menjadi remaja, dewasa serta lanjut usia. Di Kabupaten Gresik, ILP ini sudah diujicobakan di 32 puskesmas. Harapannya ke depan bisa secara keseluruhan.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Gresik, dr Mukhibatul Khusna menyampaikan ILP menjadi keharusan dalam rangka trasformasi pelayanan kesehatan. Dengan integrasi ini, pasien mendapatkan kualitas layanan yang semakin baik.
“Integrasi Layanan Kesehatan Primer adalah upaya untuk mengoordinasikan dan menyelaraskan berbagai layanan kesehatan primer. ILP merupakan salah satu pilar transformasi bidang kesehatan di Indonesia yang melayani mulai dari ibu hamil, bayinya, remaja, dewasa hingga lansia,” ungkapnya.
ILP menjadi tonggak layanan kesehatan dari tingkat bawah, mulai dari Posyandu hingga di Puskesmas. Sejak pencegahan sampai dengan pengobatan. “Semoga Integrasi Layanan Primer di Kabupaten Gresik bisa lengkap dan kualitas terbaik,” tandasnya.
Tentu saja, program ILP ini perlu penyelarasan banyak hal. Mulai dari sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana hingga persoalan anggaran. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi bersama untuk memastikan ILP berjalan optimal. Apalagi status Gresik sudah Universal Health Coverage (UHC).
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Sementara DPRD Gresik Abdullah Hamdi menegaskan pihaknya siap berkolaborasi dalam optimalisasi ILP. “Fungsi kami tiga yakni pengawasan, legislasi dan anggaran. Kami pastikan akan mengawal agenda tranformasi layanan kesehatan di Kabupaten Gresik,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani tidak menampik bahwa masih banyak problem layanan kesehatan yang saat ini menjadi pekerjaan rumah. Kendati demikian, pihaknya menyebut perubahan di sektor kesehatan Gresik selama ini sangat progresif dan bisa dirasakan masyarakat. Utamanya UHC.
“Intinya pasien itu pengin layanan kesehatan yang cepat. Dan itu yang harus terus ditingkatkan, bagaimana mengatur agar pelayanan di Puskesmas itu sesuai harapan masyarakat. Kalau bisa pasien datang antre, diperiksa hingga dapat obat itu 15 menit. Pasti pasien pulang dengan bahagia,” tandasnya.
Akan tetapi, pihaknya menyadari hal tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu upaya serius. “Kuncinya ada dua, yakni pemanfaatan teknologi dan kapasitas sumber daya manusia. Kalau dua ini berjalan dengan baik, maka kualitas layanan kesehatan meningkat,” tegas Gus Yani.
Untuk itu, Gus Yani meminta Dinas Kesehatan Pemkab Gresik untuk rutin menggelar pelatihan bagi tenaga kesehatan Puskesmas hingga Kades Posyandu. Minimal dua kali dalam satu tahun. Ini penting untuk meningkatkan kapasitas petugas dalam melayani pasien.
“Kalau satu tahun sekali tidak cukup, minimal enam bulan sekali. Agar kapasitas tenaga kesehatan kita meningkat. Ditekankan pelayanan senyum, salam, sapa. Jangan merengut saat melayani pasien. Kemudian bagaimana pelayanan secara cepat. Saya yakin bisa,” tukas mantan ketua DPRD Gresik tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Yani juga menyoroti sarana prasarana seperti Puskesmas dan Pustu yang kondisinya kurang layak. Bersama legislatif pihaknya akan mengalokasikan rutin setiap tahun untuk renovasi perbaikan. Termasuk memperhatikan honor Kader Posyandu yang kini dirasa masih sangat kecil. (*)