KabarBaik.co — Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana memohon doa dari para ulama dan kiai demi keselamatan serta kemajuan Kabupaten Sidoarjo. Permohonan tersebut disampaikan saat menghadiri acara Halal Bihalal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Sidoarjo di Pondok Pesantren Manba’ul Hikam 2, Balongdowo, Kecamatan Candi, Rabu (16/4).
Dalam sambutannya, Wabup Mimik menegaskan bahwa dirinya bersama Bupati Sidoarjo Subandi tidak bisa menjalankan tugas pemerintahan tanpa doa dan dukungan dari para tokoh agama. Ia mengakui bahwa tanggung jawab sebagai pemimpin daerah penuh tantangan dan risiko.
Mimik menyampaikan bahwa menjadi pemimpin tidak semudah yang dibayangkan. Ia mengibaratkan posisi kepala daerah seperti berdiri di atas duri, yang apabila salah langkah bisa membawa konsekuensi hukum. Oleh karena itu, ia berharap ada kekuatan spiritual yang menyertai kepemimpinannya.
“Saya bersama bapak bupati memohon doanya, keselamatan, kebaikan, karena kita dalam bekerja ini seperti ancik-ancik pucuke eri,” ucapnya.
Meski menghadapi tantangan, Mimik Idayana menyatakan bahwa dirinya akan terus bekerja dengan tulus dan ikhlas karena Allah SWT. Ia percaya bahwa niat baik akan membawa hasil yang baik pula dalam mewujudkan visi pembangunan daerah.
“Kita dalam memimpin Kabupaten Sidoarjo ini Lilllahi Ta’allah, supaya Sidoarjo ini lebih baik, masyarakatnya sejahtera dan pembangunannya Sidoarjo semakin pesat,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wabup Mimik juga menyampaikan apresiasi atas peran MUI Sidoarjo dalam menjaga keharmonisan umat. Ia menyebut MUI tidak hanya sebagai mitra pemerintah, tetapi juga sebagai lembaga musyawarah yang memberikan tuntunan moral dan spiritual bagi masyarakat.
“MUI Sidoarjo bukan hanya sebagai mitra pemerintah, namun juga sebagai wadah musyawarah yang memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat Sidoarjo,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Mimik menaruh harapan besar kepada MUI Sidoarjo untuk turut berperan dalam membentengi generasi muda dari bahaya narkoba dan pergaulan bebas. Ia menilai bahwa krisis moral dan akhlak menjadi tantangan serius yang harus dihadapi bersama, terutama oleh para tokoh agama.
“Pendidikan akhlak saat ini sangat kurang pak kyai, tata kramanya, saya sering menangis, anak yang usianya sekian sudah mengenal yang namanya, mohon maaf sex bebas, Narkoba,” ucapnya. (*)