KabarBaik.co – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Abdul Kharis Almasyhari, menyampaikan apresiasi tinggi atas capaian strategis sektor pangan pada tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai leading sector percepatan produksi sukses menjalankan visi besarnya sesuai delapan astacita.
“Apresiasi kepada Menteri Pertanian (Amran Sulaiman, Red) beserta seluruh jajaran yang telah bekerja keras mewujudkan gagasan besar Presiden Prabowo Subianto dalam pembangunan sektor pangan,” ujar Kharis, Jumat (13/11).
Menurutnya, berbagai upaya dan kerja keras pemerintah telah menunjukkan peningkatan signifikan pada produksi, kesejahteraan petani, stabilitas pasokan, hingga reformasi tata kelola pangan nasional.
Kata dia, capaian tersebut juga merupakan hasil konsistensi kebijakan pemerintah yang sejak Oktober 2024 menetapkan swasembada pangan khususnya beras, jagung, dan komoditas strategis lainnya sebagai prioritas nasional.
“Saat ini kita melihat arah pembangunan pangan yang semakin jelas dan terukur. Pemerintah bekerja dengan fokus, petani bergerak dengan semangat, dan hasilnya mulai kita rasakan. Ini adalah pijakan penting menuju kedaulatan pangan yang menjadi cita-cita bersama,” ujar Abdul Kharis.
Ia turut menyoroti data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa pemerintah akan berhasil menghentikan impor beras sepenuhnya pada 2025, sebuah capaian bersejarah mengingat pada 2023–2024 impor beras mencapai lebih dari 7,5 juta ton. Menurutnya, keberhasilan ini membawa dampak ekonomi, sosial, ketahanan nasional, hingga lingkungan yang nyata dan signifikan.
Berdasarkan laporan resmi BPS, produksi beras Januari–Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, meningkat 4,15 juta ton atau 13,54 persen dibandingkan 2024. Abdul Kharis menilai peningkatan ini merupakan hasil gotong royong petani serta keberpihakan kebijakan pemerintah dalam penyediaan sarana, akses teknologi, hingga perbaikan manajemen produksi.
Indikator kesejahteraan petani juga menunjukkan peningkatan. Nilai Tukar Petani (NTP) pangan mencapai 124,36, melampaui target pemerintah sebesar 110. “Kenaikan NTP ini adalah bukti bahwa kebijakan negara memberi ruang yang lebih baik bagi petani untuk tumbuh, berkembang, dan semakin kompetitif,” tuturnya.
Abdul Kharis juga mengapresiasi keberhasilan pemerintah menjaga stabilitas stok pangan nasional, yang menjadi pilar utama stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Terkait distribusi pupuk, ia menilai reformasi yang dilakukan pemerintah sebagai langkah strategis. Simplifikasi alur distribusi dan penurunan harga pupuk sebesar 20% telah menekan biaya produksi petani. “Reformasi pupuk ini sangat penting untuk memastikan petani kecil dan menengah mendapatkan akses yang lebih mudah dan harga yang lebih terjangkau,” jelasnya.
Selain itu, penetapan HPP gabah Rp 6.500/kg disertai jaminan pembelian oleh negara dinilai berhasil memperkuat posisi tawar petani. Kebijakan ini membuat Bulog memiliki stok beras tertinggi dalam sejarah dan memastikan pembayaran tepat waktu kepada petani. Abdul Kharis menilai langkah ini efektif memutus ketergantungan petani terhadap tengkulak.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan sektor pangan ini harus dijaga keberlanjutannya. “Ke depan, tantangan kita adalah memperkuat koordinasi, memperluas teknologi pertanian modern, dan meningkatkan ketahanan pangan jangka panjang. Komisi IV DPR RI akan terus mendorong regulasi yang memperkuat kedaulatan pangan nasional,” jelasnya.(*)






