Waspada Bahaya Masyarakat Ekonomi Menengah Turun Kelas

oleh -769 Dilihat
oleh
Ilustrasi (Foto Freepik)

KabarBaik.co- Sebulan lagi, tepatnya pada 20 Oktober 2024 mendatang, bakal ada transisi kepemimpinan nasional. Dari Presiden Joko Widodo ke Prabowo Subianto. Namun, beberapa bulan terakhir ini, sejumlah indikator ekonomi dan kondisi masyarakat Indonesia sedang-sedang tidak baik-baik saja. Tentu, situasi ini menjadi tantangan tidak mudah bagi pemerintah ke depan.

Salah satu di antara kondisi tidak baik-baik saja itu adalah banyaknya jumlah masyarakat kelas menengah yang kini turun kelas. Dari kelas menengah menjadi masyarakat kelas menengah rentan dan rentan miskin.

Kelas menengah di Indonesia adalah kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan dan pengeluaran yang berada di atas rata-rata. Mereka umumnya memiliki gaya hidup yang lebih baik, akses ke pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih baik, serta daya beli yang cukup tinggi.

Baca juga:  Refleksi Hari Bhayangkara ke-78, Kapolres Gresik Singgung Pentingnya Kamtibmas untuk Pertumbuhan Ekonomi

Ciri-ciri mereka antara lain memiliki pendapatan yang stabil dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, serta membeli barang dan jasa yang lebih beragam. Selain itu, umumnya masyarakat kelas menengah memiliki pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Mereka ini rata-rata bekerja di sektor formal dengan penghasilan tetap, seperti pegawai negeri, karyawan perusahaan swasta, atau profesional.

Dari sisi gaya hidup lebih modern, cenderung mengikuti tren, dan lebih memperhatikan kualitas hidup. Lalu, mereka memiliki akses yang lebih mudah ke berbagai fasilitas publik dan privat, seperti transportasi, komunikasi, dan hiburan.

Kelas menengah menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Sebab, mereka memiliki daya beli yang tinggi. Mereka cenderung lebih terbuka terhadap inovasi dan perubahan, serta menjadi konsumen produk dan jasa baru. Di sisi lain, kelas menengah ini kerap dianggap rentan terhadap perubahan ekonomi. Jika terjadi krisis, mereka bisa dengan mudah turun kelas. Banyak anggota kelas menengah yang terjebak dalam utang konsumtif.

Baca juga:  APBD Masuk 10 Besar, Ini Kabupaten di Jatim dengan Persentase Warga Miskin Masih Tinggi

Secara umum, berdasarkan berbagai sumber seperti Bank Dunia dan survei lokal, kisaran pendapatan bulanan per kapita untuk masyarakat kelas menengah di Indonesia diperkirakan sekitar Rp 1,2 juta hingga Rp 6 juta.

Nah, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 lalu, jumlah kelas menengah di Indonesia 57,33 juta orang atau setara 21,45 persen dari total penduduk pada 2019. Namun, pada 2024 hanya tersisa 47,85 juta orang (17,13 persen). Artinya, sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah yang turun kelas.

Baca juga:  Pendapatan Per Kapita Naik, Angka Kemiskinan Lamongan Turun 2,96 Ribu Jiwa

Kondisi itupun membuat data kelompok masyarakat kelas menengah rentan bertambah. Pada 2019 ada sebanyak 128,85 juta (48,20 persen) kelas menengah rentan. Tahun ini, menggelembung menjadi 137,50 juta orang (49,22 persen) dari total penduduk.

Angka kelompok masyarakat rentan miskin pun ikut membengkak. Pada 2019 sebanyak 54,97 juta orang (20,56 persen) menjadi 67,69 juta orang (24,23 persen) dari total penduduk pada 2024. Artinya, mereka yang semula termasuk dalam kelas menengah itu setingkat lagi akan turun jurang ke kelompok masyarakat miskin. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.