KabarBaik.co – Wisata Payung yang berada di Kelurahan Songgokerto, Kota Batu, Jawa Timur, dulunya selalu ramai dikunjungi. Lokasinya yang berada di atas jurang atau ketinggian menjadi tempat favorit bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Kota Batu.
Ditemani hidangan jagung bakar, olahan susu sapi, mi rebus, dan beragam minuman dari warung-warung sekitar, Payung menjadi primadona bagi para pengunjung.
Namun, sayangnya, seiring berjalannya waktu, wisata kuliner Payung mengalami penurunan pengunjung. Hal ini berdampak pada omzet harian para pedagang kuliner di sana. Beberapa kios bahkan terpaksa harus tutup karena tidak mampu bertahan berjualan.
Diah Mauludiarti, pemilik salah satu warung di wisata Payung yang sudah berjualan selama belasan tahun, mengungkapkan bahwa penurunan pengunjung sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu.
“Pada tahun 2008, Payung masih ramai dengan pengunjung yang bahkan harus antri untuk mendapatkan tempat duduk. Namun, sejak tahun 2015, jumlah pengunjung mulai menurun,” terangnya, Minggu (16/6).
Pedagang kuliner bakso Satun juga merasakan dampaknya. Berjualan dari pagi hingga siang, Satun hanya mendapatkan satu orang pembeli.
Dulu, ia rela berjualan hingga jam 04.00 WIB karena ramainya pengunjung. Namun, sekarang, aktivitas berjualan hanya sampai jam 20.00 WIB.
“Kondisi semakin memburuk saat pandemi Covid-19 muncul. Selama PPKM darurat, warung-warung di wisata Payung harus tutup selama tiga bulan. Meskipun sekarang sudah kembali normal, pengunjung tetap sepi,” ungkapnya.
Diah mengatakan bahwa mendapatkan 15 pelanggan sehari sudah dianggap bagus. Dan, dari informasi yang beredar Pemerintah Kota Batu berencana merevitalisasi kawasan wisata Payung dengan konsep yang lebih modern dan ramah lingkungan.
“Semoga Payung dapat kembali menjadi primadona bagi para wisatawan seperti dulu,” harapnya. (*)