83,3% Pelajar Ragukan Pancasila, Kediri Gelar Doa Lintas Agama dan Diskusi Kebangsaan

oleh -70 Dilihat
WhatsApp Image 2025 10 28 at 7.56.32 AM

KabarBaik.co – Kekhawatiran akan menurunnya pemahaman kebangsaan di kalangan generasi muda menjadi perbincangan serius di Kabupaten Kediri. Sebuah survei nasional terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan: 83,3 persen pelajar SMA di Indonesia menyatakan Pancasila bukan ideologi final dan bisa diganti.

Temuan ini dianggap sebagai tanda darurat kebangsaan, sekaligus menjadi alarm bagi semua pihak—mulai dari pemerintah, pendidik, hingga tokoh masyarakat—untuk kembali menanamkan nilai-nilai dasar bangsa.

Sebagai bentuk keprihatinan moral dan spiritual, masyarakat bersama tokoh lintas agama dan lembaga kebangsaan menggelar Doa Lintas Agama dan Diskusi Kebangsaan bertajuk ‘Darurat 83,3% Generasi Muda Tak Paham Kebangsaan’.

Acara ini diselenggarakan dalam rangka Tasyakuran Hari Sumpah Pemuda ke-97 dan Peringatan Lahirnya Lagu Indonesia Raya Tiga Stanza, yang dipusatkan di Situs Persada Soekarno, Ndalem Pojok, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Senin (27/10) malam.

Ketua Panitia Penyelenggara Hendra Wijanarko menegaskan bahwa hasil survei tersebut harus disikapi dengan kesadaran kolektif, bukan sekadar data.

“Sebanyak 83,3 persen pelajar SMA menyatakan Pancasila bukan ideologi final. Ini bukan sekadar angka, tetapi alarm kebangsaan. Bila Pancasila diganti, maka bubarlah NKRI,” tegas Hendra.

Hendra menambahkan bila generasi muda mulai kehilangan jati diri dan nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, maka masa depan bangsa berada dalam ancaman serius.

“Pancasila adalah dasar berdirinya bangsa. Jika generasi muda tidak lagi memahami itu, artinya kita sedang kehilangan arah,” ujarnya.

Sementara itu, Ari Halim, Lc., aktivis kebangsaan dari Kampung Inggris Pare, menilai peringatan Hari Sumpah Pemuda harus dijadikan titik balik kesadaran nasional untuk memperkuat semangat persatuan di tengah perbedaan.

“Momentum Sumpah Pemuda menjadi saat penting bagi generasi muda untuk meneguhkan kembali semangat persatuan dalam kebhinekaan. Spirit merawat Pancasila sebagai warisan mahakarya leluhur bangsa harus terus diwujudkan,” ungkap Ari.

Kegiatan ini dikemas dalam format Doa Lintas Agama dan Diskusi Kebangsaan sebagai refleksi spiritualitas kebangsaan yang memadukan nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan persatuan.

Doa lintas agama tersebut menjadi simbol kebersamaan spiritual yang berpadu dengan nilai historis perjuangan, mengingatkan kembali pada semangat Sumpah Pemuda 1928: bertumpah darah satu, berbangsa satu, berbahasa satu – Indonesia.

Acara ini turut menghadirkan narasumber dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kediri, perwakilan lembaga pendidikan, serta tokoh dari Situs Persada Soekarno Ndalem Pojok Kediri.

Ketua Harian Situs Persada Soekarno Kediri, Kushartono, menekankan bahwa Hari Sumpah Pemuda harus dimaknai bukan sebagai seremoni, tetapi sebagai gerakan moral untuk menyalakan kembali api persatuan bangsa.

“Hari Sumpah Pemuda bukan sekadar seremoni, tetapi momen untuk menyalakan kembali api persatuan. Generasi muda harus memahami siapa dirinya sebagai bangsa Indonesia,” ujar Kushartono.

Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama berdoa dan merenungkan makna kebangsaan dari Situs Persada Soekarno , tempat yang sarat sejarah lahirnya inspirasi perjuangan nasional.

“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk hadir dan berdoa bersama, sebagai bukti cinta pada negeri ini,” pungkasnya.

Dari Situs Persada Soekarno, tempat lahirnya inspirasi dan perjuangan kebangsaan, pesan moral itu kembali menggema yakni menjaga warisan Bung Karno berarti menjaga Indonesia.

Melalui kegiatan ini, panitia berharap tumbuh kembali kesadaran moral, spiritual, dan kebangsaan di kalangan generasi muda dalam menghadapi tantangan global, berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhamad Dastian Yusuf
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.