KabarBaik.co- Gempa bumi dahsyat mengguncang Myanmar dan Thailand, Jumat (28/3). Gempa di penghujung Ramadan berkekuatan 7,7 magnitudo. Belum bisa dipastikan berapa jumlah korban tewas dan luka-luka.
Yang jelas, banyak gedung ambruk. Gempa susulan pun dilaporkan terjadi. Bahkan, 12 menit kemudian, terjadi gempa susulan dengan kekuatan 6,4 magnitudo. Lokasi gempa berada di wilayah Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, dengan jumlah penduduk 1,5 juta jiwa.
Melansir Antara, setidaknya 25 orang tewas di Myanmar dan satu orang di Thailand. Selain itu, sebanyak 43 orang dilaporkan masih hilang setelah sebuah gedung pencakar langit di Bangkok, Thailand, runtuh akibat gempa yang berpusat di wilayah Sagaing, Myanmar, tersebut.
Sebagaimana dilaporkan Khit Thit Media, Masjid Shwe Pho Shing di wilayah Mandalay, Myanmar, saat berlangsung salat Jumat, juga terdampak gempa bumi. ’’(Masjid) itu runtuh saat kami sedang beribadah. Sekitar tiga masjid ambruk. Ada orang yang terjebak. Saat ini, setidaknya 20 orang telah meninggal, dan jumlah korban bisa bertambah,” ujar seorang petugas penyelamat.
Jembatan Ava yang bersejarah di Mandalay dilaporkan runtuh akibat gempa. Jembatan legend 16 bentang yang dibangun Inggris pada tahun 1934 itu menguhubungkan antara Ava dan Sagaing. Demikian juga Istana Mandalay, yang merupakan istana utama kerajaan, juga dilaporkan mengalami kerusakan cukup parah.
Beberapa rumah sakit di ibu kota Myanmar, Naypyidaw, dilaporkan menerima banyak korban luka. Komite Nasional Penanggulangan Bencana Myanmar telah menetapkan status darurat di beberapa wilayah terdampak gempa bumi. Di antaranya, Sagaing, Mandalay, Magway, Negara Bagian Shan bagian timur laut, Naypyidaw, dan Bago.
Di Thailand, otoritas setempat juga menetapkan Bangkok sebagai “zona darurat” akibat gempa, menurut laporan Thai PBS News. Bursa Efek Thailand menghentikan aktivitas perdagangan akibat gempa tersebut, seperti dilaporkan Thai Enquirer.
Gempa yang terjadi pada kedalaman 10 kilometer ini menyebabkan gedung 30 lantai yang sedang dibangun runtug. Lokasinya berada dekat Pasar Chatuchak, sebuah pasar yang terkenal di Bangkok. Petugas setempat mengungkapkan ada 43 orang yang terjebak di reruntuhan bangunan. Kabarnya, gedung yang tengah dibangun itu merupakan sebuah kantor pemerintah. Hanya dalam hitungan detik, bangunan beton itupun berubah menjadi puing-puing.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengatakan telah berkoordinasi dengan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok. “Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini belum terdapat informasi adanya korban WNI, baik di Myanmar dan di Thailand,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha dalam pernyataan resminya, Jumat (28/3).
KBRI Yangon, lanjut Judha, melaporkan sejauh ini sejumlah WNI di wilayah Mandalay dalam keadaan baik. Total ada sebanyak 250 WNI di Myanmar. Adapun di Thailand, ada sebanyak 2.379 WNI. KBRI Bangkok juga belum mendapat laporan WNI yang jadi korban gempa.
Detik-detik terjadinya gempa bumi di beberapa lokasi, banyak menyebar di media sosial. Warga terdampak tampak panik luar biasa. Ada juga video yang merekam detik-detik bangunan dan gedung-gedung ambruk. Mengerikan. Beberapa warga menyebut guncangannya lebih terasa dibandingkan dengan bencana tsunami pada 2004 silam. Gempa terjadi sekitar pukul 13.20 WIB.
Dari hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terletak pada kedalaman 10 km. Dilihat dari lokasi episentrum dan kedalaman hiposenter, gempa merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Besar Sagaing. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme mendatar (strike-slip),” kata Direktur Gempa Bumi BMKG Daryono dalam keterangan tertulis, Jumat (28/3). (*)