KabarBaik.co- Aigu (Astaga, bahasa Korea)! Ternyata, ada buzzer di balik ke Shin Tae-yong (STY) saat dipecat sebagai pelatih Timnas Indonesia beberapa waktu lalu. Sampai segitunya…
Temuan itu disampaikan Budi Setiawan, pendiri Football Institute. Hal itu beradasarkan analisa drone emprit di media sosial. Menurut dia, terdapat akun bot yang terorganisasi untuk menyuarakan dukungan ke STY. “Dari riset ini membuktikan tagar #STYstay itu menggunakan buzzer,’’ ujarnya dalam keteranganya seperti dilansir Antara, Kamis (30/1).
Hasil riset itu, lanjut Budi, hampir sama dengan riset Football Institute yang menyebutkan ada kepentingan lain di luar sepak bola. Terdapat motif tertentu di balik ramainya cuitan dan dukungan STY, hingga membuat iklim sepak bola di Indonesia sudah tidak sehat karena banyaknya penggiringan opini.
“Padahal sudah dijelaskan, ini soal pertimbangan (pemecatan) tapi masih ramai, itu patut dicurigai ada yang menciptakan isu (di media sosial),” kata Budi.
Football Institute menguraikan bahwa dari temuan tersebut terdapat penciptaan isu yang terjadi secara alamiah atau rekayasa dan terbukti diciptakan oleh buzzer. Budi menilai langkah PSSI tepat karena mengakhiri kontrak STY yang seharusnya berlangsung hingga 2027.
Terlepas dari berbagai pertimbangan teknis soal kepemimpinan STY di timnas Indonesia, Budi mengatakan iklim sepak bola di Indonesia diharapkan bisa kembali sehat.
Sementara itu, Slovenia Istiani, analis Medsos Drone Emprit, menyebutkan, pembicaraan media sosial terbagi tiga kategori menanggapi pemecatan STY. Pertama, kategori narasi pro STY. Kedua, kontra STY dan ketiga narasi media dan akun info.
Total terdapat 6.090 artikel, lalu 18.156 mention, dan dibicarakan di media sosial sebanyak 14.478 mention mengenai isu pemecatan STY. Slovenia menyoroti ada tagar #STYstay yang cukup masif di media sosial X (dulu Twitter). Selain dicuitkan akun organik dan publik, tagar ini dicuitkan akun bot. Drone Emprit mencurigai akun bot ini terorganisir dengan narasi yang sama.
“Ada akun yang kami tangkap polanya sama. Tidak hanya di X, tagar terorganisir ini banyak ditemukan di Instagram. Akun ini tidak bicara konteks tapi lebih ke amplifikasi cuitan atau unggahan, dia retweet atau komen untuk menaikkan engagement,” jelasnya. (*)