KabarBaik.co – Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu dipastikan harus menjalankan efisiensi secara signifikan pada tahun anggaran 2026. Hal itu menyusul adanya kebijakan pemerintah pusat terkait pemangkasan dana transfer ke daerah (TKD), yang berdampak langsung terhadap alokasi dana sektor pariwisata dan kebudayaan di Kota Batu.
Kepala Disparta Kota Batu, Onny Ardianto, mengungkapkan bahwa proyeksi anggaran yang diterima pihaknya tahun depan hanya mencapai Rp 23,1 miliar. Jumlah tersebut turun sekitar Rp 7,9 miliar dibandingkan tahun ini yang mencapai Rp 31 miliar.
“Nominal tahun depan menjadi yang paling rendah dalam tiga tahun terakhir. Kami tentu memiliki PR besar untuk memetakan ulang alokasinya,” ujar Onny, Minggu (26/10).
Berdasarkan catatan Disparta, anggaran sektor pariwisata Kota Batu memang mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2024, total anggaran tercatat sebesar Rp 27 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp 31 miliar pada 2025. Namun pada 2026, Disparta harus melakukan efisiensi agar program tetap bisa berjalan dengan dukungan dana terbatas.
Onny menegaskan, sebagian besar anggaran selama ini difokuskan untuk mendukung pelaku seni dan budaya. Termasuk di antaranya penyelenggaraan event bulanan Padhang Bulan, yang menampilkan kesenian tradisional seperti jaranan dan gumbingan.
“Langkah efisiensi kami lakukan secara cermat tanpa mengorbankan program unggulan. Beberapa event besar seperti Batu Art Flower Carnival, Festival Tabebuya, Parade Desa Wisata, dan Bantengan Nuswantoro tetap menjadi prioritas. Sebab, kegiatan tersebut terbukti mampu menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara,” jelasnya.
Menurut Onny, kebutuhan anggaran tidak hanya mencakup pelaksanaan dan dekorasi acara, tetapi juga apresiasi bagi para pelaku seni agar mereka tetap semangat melestarikan budaya lokal. “Dengan efisiensi yang diterapkan, Disparta akan memperketat prioritas dan menyeleksi event yang dinilai paling efektif dalam menarik kunjungan wisatawan,” tandasnya. (*)






