Banjir Terluas dalam Tiga Tahun Terakhir, BPBD Gresik Soroti Cuaca Ekstrem dan Solusi Kolam Retensi

oleh -6191 Dilihat
3365a52d c4eb 437c bf8a 66647b962888
Banjir luapan Kali Lamong. (Foto: Ist)

KabarBaik.co – Banjir akibat luapan Kali Lamong yang melanda Kabupaten Gresik awal 2025 menjadi yang terparah dalam tiga tahun terakhir. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik menunjukkan jumlah rumah tergenang hampir dua kali lipat dibandingkan sepanjang 2024.

Kepala BPBD Gresik Sukardi, menyatakan bahwa banjir kali ini merupakan yang terbesar dalam tiga tahun terakhir. “Dampaknya sangat luas, dengan jumlah rumah tergenang jauh melampaui tahun sebelumnya,” ujarnya, Kamis (13/3).

Hal senada disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, Miko Herlambang. Ia mengungkapkan bahwa dibandingkan banjir sebelumnya, skala tahun ini jauh lebih besar.

kabarbaik lebaran

“Pada Desember 2024, banjir merendam 10 kecamatan dengan total 609 rumah terdampak dalam satu bulan. Sepanjang 2024, ada 5.396 rumah tergenang. Namun, di 2025 yang baru berjalan kurang dari tiga bulan, jumlahnya melonjak drastis menjadi 10.797 rumah di 48 desa dan 10 kecamatan,” papar Miko.

Menurutnya, faktor utama penyebab banjir tahun ini adalah cuaca ekstrem yang melanda tidak hanya Gresik, tetapi juga daerah lain seperti Surabaya dan Mojokerto. Debit air yang tinggi dari wilayah hulu memperparah kondisi di Gresik.

Miko juga menyoroti keberadaan kolam retensi di Tambakberas yang sebelumnya mampu menahan banjir hingga Desember 2024, meskipun saat itu sudah berstatus siaga merah. “Namun, karena cuaca yang begitu ekstrem, kolam retensi itu tak lagi sanggup menampung luapan air,” ungkapnya.

Ia menyambut baik langkah Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, yang berencana membangun kolam retensi baru di Balongpanggang. Menurutnya, langkah itu strategis untuk mengurangi dampak banjir tahunan

. Selain itu, ia juga mengapresiasi sinergi Bupati Gresik dengan kepala daerah lain di Gerbangkertosusila dalam menangani banjir Kali Lamong.

“Kalau suatu daerah menyelesaikan masalah ini sendiri, tidak akan efektif. Kali Lamong melewati banyak daerah, termasuk Surabaya dan Mojokerto. Diperlukan kerja sama yang solid antar kepala daerah agar solusi banjir ini benar-benar terpadu,” tegasnya.

Miko berharap upaya mitigasi yang dilakukan dapat mencegah bencana serupa di masa depan. “Semoga kejadian ini tidak terulang lagi,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News



No More Posts Available.

No more pages to load.