KabarBaik.co – Sejumlah warga di Jombang mengeluhkan sepeda motor mereka mendadak bermasalah usai mengisi bahan bakar jenis Pertalite di beberapa SPBU wilayah setempat. Para pengendara menduga bahan bakar yang dibeli tidak murni, melainkan tercampur zat lain seperti etanol dan air.
Keluhan pertama datang dari Kevin Wiebe Steinfort, 19, warga Kecamatan Ngoro. Ia mengaku motornya tiba-tiba bermasalah setelah mengisi Pertalite di salah satu SPBU pada Selasa (28/10).
“Waktu diisi Rp 20 ribu, motor sempat normal. Tapi setelah setengah jam, mulai brebet dan susah digas. Padahal tangki masih penuh,” ujar Kevin saat dikonfirmasi, Selasa (28/10).
Merasa curiga, Kevin membawa motornya ke bengkel. Dari pemeriksaan, mekanik menemukan indikasi adanya campuran etanol pada bahan bakar.
“Katanya, etanol bisa bikin busi cepat berkarat. Setelah tangki dikuras dan saya isi Pertamax, motor langsung normal lagi,” tambahnya.
Akibat kejadian itu, Kevin harus mengeluarkan biaya servis sekitar Rp 70 ribu. Ia mengaku kecewa karena selama ini rutin menggunakan Pertalite tanpa kendala.
Kasus serupa dialami Ferdiansyah Alnavaro, 26, warga Desa Tebel, Bareng. Ia mengisi Pertalite di salah satu SPBU kawasan Jombang pada Sabtu (25/10). Tak lama kemudian, motornya mogok di tengah perjalanan menuju Blimbing.
“Motor langsung mati total, padahal bensin masih banyak. Setelah dicek di bengkel, ternyata ada campuran air dan etanol di dalam tangki,” tuturnya.
Ferdi menuturkan campuran tersebut membuat karburator dan indikator bahan bakar terganggu. Ia harus mengeluarkan biaya servis sebesar Rp 175 ribu agar motornya kembali normal.
“Untung belum sampai merusak mesin. Tapi ini jelas merugikan,” tegasnya.
Keluhan lain datang dari Mulham, 25, warga Kecamatan Mojowarno. Ia mengaku motornya mendadak brebet dan tarikannya berat setelah mengisi Pertalite di salah satu SPBU.
“Begitu digas, tarikannya berat dan brebet. Untung nggak sampai mati di jalan, tapi sesampainya di Peterongan motor langsung mati total,” ujarnya.
Mulham mengaku motornya selalu diservis rutin setiap bulan dan belum pernah bermasalah sebelumnya. Ia berharap pihak terkait segera menyelidiki dugaan pencampuran bahan bakar tersebut.
“Kalau benar ada campuran, harus ditindak. Soalnya banyak pengguna yang dirugikan,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak SPBU yang disebut para pengendara belum memberikan tanggapan resmi. (*)








