Banyuwangi Raih Penghargaan Revitalisasi Bahasa Daerah dari Kemendikbud Ristek

Reporter: Ikhwan
Editor: Andika DP
oleh -52 Dilihat
Pelestarian adat Mocoan Lontar Banyuwangi. (Foto: Ist)

KabarBaik.co – Konsistensi Pemkab Banyuwangi dalam pelestarian bahasa daerah, yakni bahasa Using mendapat apresiasi positif. Menteri Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim memberikan penghargaan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) kepada Banyuwangi yang dinilai berkontribusi dalam upaya pelestarian bahasa Using yang merupakan bahasa suku asli Banyuwangi.

Penghargaan Revitalisasi Bahasa Daerah 2024 diserahkan kepada 19 daerah se-Indonesia. Kabupaten Banyuwangi merupakan satu-satunya daerah di Jawa Timur yang menerima penghargaan tersebut.

Baca juga:  LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan Demi Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

“Terima kasih pemerintah pusat terus mengapresiasi Banyuwangi. Penghargaan ini menjadi motivasi kami untuk terus melestarikan bahasa Using secara masif, sebagai bahasa asli Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Ipuk mendukung penuh upaya pemerintah pusat dalam melakukan revitalisasi bahasa daerah. “Kekayaan budaya, termasuk bahasa daerah, tidak boleh punah. Kekayaan ini harus kita rawat agar bisa diwariskan kepada anak cucu kita kelak,” tegas Ipuk.

Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Nadiem kepada Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Banyuwangi,  M.Y Bramuda saat Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional di Jakarta, Kamis (2/5).

Baca juga:  Jemaah Haji Nekat Bawa Rice Cooker dan Water Heater

Bramuda menjelaskan penghargaan ini diberikan berdasarkan hasil verifikasi dari badan bahasa Kemendikbud Ristek, atas usulan dari balai bahasa Provinsi Jawa Timur. Banyuwangi mendapatkan penghargaan ini karena memenuhi tiga indikator penilaian.

Pertama, adanya regulasi Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2003, tentang Pemberlakuan Muatan Lokal Bahasa Osing pada Pendidikan Dasar di Banyuwangi.

Baca juga:  Awal Mei, Ratusan Pedagang Pasar Banyuwangi Diminta Segera Kosongkan Lapak

Kedua, dukungan anggaran dalam pelestarian bahasa Using. Ketiga, adanya kegiatan pelajar berbahasa Using, seperti Festival Literasi Bahasa Using dan Festival Padang Ulanan.

“Selain itu, setiap hari Kamis pemkab juga mewajibkan seluruh sekolah dan instansi untuk mengenakan seragam pakaian adat Using. Inilah cara yang dilakukan pemkab untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat pada budaya serta bahasa lokal Banyuwangi,” pungkas Bramuda.

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.