KabarBaik.co – Kabupaten Bojonegoro memasuki kekeringan ekstrem pada musim kemarau tahun ini. Hal tersebut berdasar hasil monitoring yang dilakukan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tuban Zem Irianto Padama menyebutkan, hasil dari monitoring hari tanpa hujan (HTH), Kabupaten Bojonegoro termasuk dalam kategori kekeringan Panjang. Bahkan sebagian sudah kategori kekeringan ekstrem.
Data tersebut berdasarkan hasil monitoring kekeringan akibat tak ada hujan selama 60 hari di Kabupaten Bojonegoro. ”Kriteria kekeringan ekstrem yakni jika wilayah itu tidak ada hujan selama 60 hari,” kata Zem, Jumat (6/9).
Zem menjelaskan dua kriteria kekeringan. Yakni, jika suatu wilayah tidak terdapat hujan selama 21 hari, maka masuk kategori kekeringan Panjang. Jika tidak terdapat hujan selama 31 hingga 60 hari, maka termasuk dalam kategori kekeringan sangat panjang.
”Data tersebut diperoleh dari Pos Hujan Kecamatan Kota dan Pos Hujan Leran, Kecamatan Kalitidu,” jelas Zem.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Laela Nor Aeny mengatakan, hingga Senin (2/9) kemarin pihaknya telah mendistribusikan air bersih sebanyak 417 tangki untuk 18 desa yang tersebar di 18 kecamatan.
”Setiap tangki berisi 5.000 liter air bersih. Jadi total sampai saat ini sudah 2 juta liter kami distribusikan,” ujarnya. Menurutnya, pendistribusian air bersih yang dilakukan BPBD Kabupaten Bojonegoro telah berlangsung sejak Juli lalu. Hal itu dilakukan berdasar permintaan daerah di wilayah Bojonegoro yang mengalami kekeringan.
“Kami memprediksi pada musim kemarau ini sebanyak 92 desa di 23 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro akan terdampak kekeringan,” pungkasnya. (*)