KabarBaik.co – Di awal Tahun 2024 ini Kabupaten Bojonegoro khususnya di wilayah selatan dan barat sering dilanda banjir bandang.
Salah satu faktornya adalah gundulnya hutan di wilayah setempat. Hal itu diutarakan Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Laela Noer Aeny.
“Dari pantauan kami, hutan gundul kini banyak nampak di Kecamatan Gondang, Sekar, serta Temayang,” ujar Aeny sapaan Akrab Kalasa BPBD Bojonegoro.
Rimbunan hutan di tiga kecamatan yang secara geografis terletak di Pegunungan Kendeng Selatan itu, semakin hari semakin habis.
Ketika wilayah hutan gundul diguyur hujan dengan inttensitas tinggi dalam waktu lama, seringkali menyebabkan banjir bandang melanda area pemukiman dan area pesawahan.
“Menyikapi hutan gundul ini, tentu penting dilakukan reboisasi,” lanjut perempuan yang sebelumnya menjabat sebagai Camat Kepohbaru tersebut.
Namun, terang Aeny, untuk melalukan reboisasi di hutan Kecamatan Gondang, Temayang, hingga Sekar tak bisa dilakukan dengan mudah apalagi instan.
“Kami akan berkoordinasi dengan Perhutani terkait upaya reboisasi itu. Sebab, hutan gundul itu otoritasnya Perhutani,” jelasnya.
Ia menambahkan BPBD Bojonegoro maupun BPBD Jatim hingga Basarnas akan sangat mendukung upaya reboisasi atas hutan-hutan gundul tersebut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, banjir bandang terbaru terjadi di wilayah selatan Kabupaten Bojonegoro pada Senin (1/4) petang.
Banjir bandang itu persisnya menerjang Desa Jono, Kecamatan Temayang dan Desa Bobol, Bareng, serta Miyono, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro.
Banjir bandang yang meluncur dari arah hutan atau pegunungan tersebut dipicu adanya hujan deras yang terjadi wilayah setempat sepanjang Senin (1/4) sore.
Di Desa Jono, banjir bandang tersebut menerjang sekitar 15 hektar lahan persawahan dan merendam sedikitnya 11 rumah warga.
Sementara di Desa Bareng, Miyono, dan Bobol, banjir bandang merendam 58 rumah warga, merusak tembok SMPN 1 Sekar serta fasilitas umum lainya.(*)