KabarBaik.co – Pemangkasan dana transfer sebesar Rp 571 miliar untuk Kabupaten Gresik tahun depan tak lantas menghambat program revitalisasi sekolah. Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik memastikan agenda perbaikan ruang kelas tetap berjalan karena masih ditopang sumber pendanaan lain dari pemerintah pusat.
Sebelumnya, Ketua DPRD Gresik, M. Syahrul Munir, membenarkan adanya pemangkasan dana transfer dari pemerintah pusat untuk tahun 2026. Ia menyebutkan, pengurangan tersebut berpotensi mengguncang stabilitas fiskal daerah dan memberi efek domino hingga ke tingkat desa.
“Fiskal daerah pasti terguncang, karena banyak penyesuaian pada postur belanja daerah. Guncangan fiskal ini pasti sampai pada tingkat desa karena setelah kita identifikasi ternyata berdampak pada postur Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD),” kata Syahrul Munir.
Namun, di tengah tekanan anggaran itu, Dinas Pendidikan Gresik memastikan kegiatan rehabilitasi sekolah tak akan berhenti. Sekretaris Dinas Pendidikan, Herawan Eka Kusuma, menyebutkan bahwa pihaknya masih memiliki beberapa sumber pendanaan untuk menopang perbaikan infrastruktur sekolah.
“Untuk RAPBD 2026, posisi anggaran di dinas pendidikan belum ada perubahan. Untuk rehab sekolah, selain dari APBD kami juga mendapat dana revitalisasi dari pemerintah pusat (Kemendikdasmen) yang menyasar perbaikan infrastruktur berupa rehab ruang kelas untuk kategori berat dan sedang. Untuk rusak ringan, sekolah dapat menggunakan dana BOS,” ujar Herawan, Rabu (8/10).
Herawan membenarkan soal Dispendik yang telah mengajukan Rp 16 miliar pada 2026 untuk kegiatan rehabilitasi ruang kelas. Ia menegaskan, kebijakan pemangkasan dana transfer tidak memengaruhi program tersebut secara langsung. “Insya Allah tidak berpengaruh secara langsung,” pungkasnya. (*)
