KabarBaik.co – Program Bisantren menggelar kompetisi bisnis bagi para santri se-Indonesia sebagai bagian dari kampanye Gema Merah Putih Bisantren. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan santri sekaligus menciptakan bisnis berkelanjutan di lingkungan pesantren.
Project Manager Bisantren Ikrimah Fajrul Haq menjelaskan bahwa program ini terinspirasi dari semangat ‘Bismillah Bisa Bisnis Pesantren’. Ia menegaskan para santri tidak hanya harus fokus pada ilmu dan akhlak, tetapi juga perlu memiliki kemampuan inovasi dan kewirausahaan.
“Tujuan utama Bisantren ini adalah menciptakan bisnis yang sustainable bagi para santri. Jadi bukan hanya berdampak bagi pesantren, tapi juga lingkungan sekitar,” ujar Ikrimah di Jombang, Minggu (26/10).
Sejak awal September, panitia telah membuka pendaftaran dan mencatat 80 kelompok peserta atau sekitar 240 santri dari berbagai daerah di Indonesia. Dari jumlah tersebut, dilakukan proses seleksi melalui inkubasi bisnis yang berlangsung sejak awal Oktober.
Tahapan inkubasi ini menyaring 80 kelompok menjadi 25 tim terbaik. Selanjutnya, pada babak final hari ini, 25 tim tersebut akan kembali berkompetisi untuk memperebutkan posisi 5 besar.
Kelima kelompok teratas akan mendapatkan total hadiah Rp 75 juta, yang nantinya digunakan untuk mengembangkan bisnis masing-masing. Setelah kompetisi berakhir, panitia juga akan terus melakukan pendampingan dan evaluasi terhadap perkembangan usaha para peserta.
“Yang dinilai bukan cuma ide, tapi juga visi bisnis, keunikan, dan keberlanjutan. Kita ingin bisnis para santri ini bisa berjalan jangka panjang, bukan cuma di awal,” jelas Ikrimah.
Proses penjurian melibatkan tim internal Bisantren serta perwakilan dari koperasi daerah Jombang. Hal ini dilakukan agar model bisnis yang dikembangkan para santri dapat terhubung dengan potensi ekonomi lokal.
Setiap kelompok peserta diminta mempresentasikan rencana bisnis dan pitch deck mereka di hadapan dewan juri. Dari situ, akan ditentukan lima kelompok terbaik yang dinilai paling siap menjalankan usaha secara berkelanjutan.
“Kami berharap para santri yang ikut serta bisa benar-benar menerapkan semangat wirausaha dan menjadi contoh bagi pesantren lain di Indonesia,” tutup Ikrimah. (*)






