Demo Ribuan Mahasiswa di DPRD Jatim Ricuh, Keranda Dibakar Sebagai Simbol Protes

oleh -195 Dilihat
IMG 20250217 WA0029
Aksi demontrasi mahasiswa di Surabaya diwarnai kericuhan dengan pihak keamanan. (Yudha)

KabarBaik.co – Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan terhadap efisiensi anggaran pendidikan. Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Senin (17/2) yang berujung pada ketegangan antara massa dan aparat kepolisian.

Pantauan KabarBaik.co, para mahasiswa mulai bergerak dari kampus masing-masing dan tiba di Gedung DPRD Jatim di Jalan Indrapura sekitar pukul 13.03 WIB. Mereka membawa spanduk, poster, serta sebuah keranda bertuliskan “Indonesia Gelap”, sebagai simbol protes atas kebijakan yang dinilai merugikan dunia pendidikan.

Keranda tersebut menjadi pusat perhatian ketika mahasiswa membakarnya di dekat kawat berduri di depan gerbang utama DPRD Jatim. Tindakan ini dipicu oleh kekecewaan mereka karena tuntutan agar Ketua DPRD Jatim menemui massa tidak segera dipenuhi.

Tidak hanya itu, mahasiswa juga mengumpulkan banner dan kertas berisi tuntutan yang mereka bawa, lalu membakarnya. Beberapa mahasiswa terlihat telah membawa botol air mineral berisi bensin untuk mempercepat nyala api. Asap hitam membumbung tinggi dari lokasi kejadian.

Melihat api yang semakin membesar, aparat kepolisian yang berjaga segera bertindak dengan menyiramkan air untuk memadamkan api. Namun, hal ini justru memicu amarah sebagian mahasiswa. Beberapa dari mereka melempar botol ke arah petugas, yang kemudian diikuti oleh mahasiswa lainnya.

Situasi sempat memanas ketika petugas mencoba menghalau mahasiswa yang semakin agresif. Ketegangan meningkat saat beberapa mahasiswa terpancing emosi dan hampir terlibat bentrokan fisik dengan petugas. Beruntung, orator dari atas mobil komando segera memberikan imbauan untuk menahan diri.

“Jangan terpancing, jangan terpancing!” seru orator tersebut, berusaha menenangkan massa agar tidak terprovokasi lebih jauh.

Tak lama kemudian, salah satu anggota DPRD Jatim keluar untuk menemui mahasiswa. Namun, massa aksi menolak kehadiran anggota dewan tersebut dan tetap bersikeras agar Ketua DPRD Jatim yang langsung menemui mereka.

“Kami minta Ketua DPRD Jatim yang keluar menemui kami,” ujar orator dengan lantang.

Aksi ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai kampus, seperti Unair, Unesa, Uinsa, Untag, UPN, hingga Unitomo. Sebelum bergerak menuju Gedung DPRD Jatim, mereka lebih dulu melakukan orasi di kampus masing-masing, menyuarakan kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah.

Mereka menilai kebijakan efisiensi anggaran pendidikan semakin menjauhkan rakyat dari akses pendidikan yang layak. Salah satu mahasiswa dari Unesa menegaskan, “Kami menyoroti keputusan sektor pendidikan tidak becus sama sekali. Kami menuntut dewan pelayan rakyat mendengarkan aspirasi kami. Kami datang ke sini bukan tidak bawa apa-apa, tapi bawa tuntutan. Kami tidak mau negara kita bobrok dan kalah dengan negara lain. Hari ini pendidikan telah dipersekusi lagi.”

Kemarahan mahasiswa juga terlihat dari tulisan-tulisan yang mereka bawa dalam aksi ini. Sejumlah poster berisi kritik keras terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran, seperti “Bubarkan Negara”, “Prabowo Impoten”, “Pak Prabowo Kami Butuh Pendidikan Gratis Bukan Makan Siang Gratis”, dan “Batalkan Efisiensi Anggaran Pendidikan”.

Selain itu, ada pula tulisan yang menggambarkan kekecewaan mahasiswa Unesa, berbunyi “Apabila usul ditolak tanpa ditimbang. Suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan. Dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: sayang!”

Hingga sore hari, massa aksi masih bertahan di lokasi, menunggu respons dari pimpinan DPRD Jatim, sementara polisi terus berjaga untuk mengantisipasi ketegangan lanjutan. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Yudha
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.