KabarBaik.co – Beragam karya batik merupakan warisan nenek moyang yang terjaga hingga kini. Termasuk batik ciprat rintik. Batik jenis ini merupakan hasil karya penyandang disabilitas yang pertama kali dibuat pada 2011 silam di Semarang. Inovasi ini lahir karena kesulitan mengajarkan penyandang disabilitas membatik menggunakan canting.
Kepala Dinas Komperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu Aries Setiawan mengatakan, batik ciprat rintik merupakan karya yang mulai dikembangkan anak-anak disabilitas Kota Batu. Mereka membatik tanpa mengikuti pola yang, serta menghasilkan motif yang unik dan berbeda-beda pada setiap pembuatannya.
“Meskipun bermacam-macam corak dari batik, saya tetap tertarik dengan batik ciprat rintikini karena ini adalah hasil karya anak-anak disabilitas,” kata Aries saat menghadiri pertunjukan karya batik antar satuan kerja prangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Kota Batu, Minggu (29/9).
Menurut Aries, saat ini batik ciprat rintik sudah terdaftar di Diskumdag Kota Batu. Cara ini bertujuan untuk memberdayakan anak-anak disabilitas dengan karya menarik yang menghasilkan. “Jadi, batik ciprat rintik ini dijual perlembar kain, harganya antara Rp 200 ribu sampai Rp 350 ribu atau bisa lebih. Sesuai dengan motifnya,” jelas Aries.
Aries menuturkan, perbedaan utama batik ciprat dengan batik lainnya adalah pilihan warnanya yang mencolok seperti kuning, biru, hijau, dan ungu. Motifnya didominasi oleh bentuk titik-titik, meteor, dan semburatan yang menyerupai percikan air. “Ini adalah karya batik yang luar biasa dari anak-anak disabilitas. Sangat pantas dipakai untuk semua usia,” ujarnya.
Seperti namanya, batik ciprat rintik dibuat dengan cara menciprat-cipratkan larutan malam menggunakan tangan, sendok, kuas, maupun lidi. Sedangkan, teknik yang digunakan dalam proses pembuatan batik ini meliputi jumputan, colek, atau kuas. Setelah mencipratkan larutan malam, kain akan melalui proses pewarnaan dengan warna mencolok atau sesuai keinginan pengerajinnya. Kemudian kain dimasukkan dalam water glass, dicuci, dijemur, dan dilorot. (*)