Erupsi Semeru! Kolom Abu 600 Meter, Warga Diminta Waspada

oleh -211 Dilihat
gunung semeru
Ilustrasi: Gunung Semeru kembali mengalami erupsi. (Foto IST)

KabarBaik.co- Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan pada Minggu (6/7) pagi. Pukul 05.42 WIB, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini mengalami erupsi dengan kolom abu mencapai 600 meter di atas puncak atau sekitar 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl). Abu putih hingga kelabu terpantau mengarah ke barat daya.

Menurut laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas ini merupakan bagian dari rangkaian erupsi beruntun yang terjadi selama satu minggu terakhir. Total 117 kali aktivitas erupsi telah tercatat. Termasuk gempa letusan, embusan, dan tremor harmonic, yang mengindikasikan pergerakan magma secara terus-menerus di dalam tubuh gunung.

Saat ini, status Gunung Semeru berada di Level II (Waspada). Pihak terkait sudah menyampaikan imbauan agar masyarakat dan wisatawan dilarang mendekati area dalam radius 5 km dari puncak gunung, serta diimbau untuk tetap mengikuti perkembangan informasi dari otoritas setempat.

Letusan pada Minggu pagi tersebut dilaporkan belum menyebabkan kerusakan besar atau korban jiwa. Namun, sebaran abu vulkanik mulai terasa di sejumlah desa sekitar Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Selain mengganggu jarak pandang dan pernapasan, abu juga berisiko merusak pertanian warga.

Selain tidak mendekat ke radius 5 km, PVMBG juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi banjir lahar, terutama saat hujan deras. Lalu, menggunakan masker dan kacamata, terutama saat terjadi hujan abu.

Berdasarkan data, Semeru memang dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Sejak tahun 1818, Semeru telah meletus lebih dari 55 kali. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 11 letusan bersifat mematikan. Riwayatnya panjang dan penuh peringatan.

Pada 1909, terjadi erupsi besar yang menjadi salah satu bencana gunung api paling mematikan dalam sejarah Indonesia. Kala itu, aliran piroklastiknya menghancurkan 38 desa dan menewaskan lebih dari 200 orang. Kemudian, tragedi besar juga terjadi pada 1981, ketika hujan ekstrem menyebabkan danau kawah meluap dan memicu banjir lahar. Bencana ini menelan 251 korban jiwa.

Letusan demi letusan terus terjadi. Pada 1994, meski skalanya kecil, tiga orang menjadi korban. Dua dekade berikutnya, Semeru masih terus aktif tanpa jeda berarti. Puncaknya terjadi pada Desember 2021 saat erupsi eksplosif besar menewaskan 57 orang dan memaksa ribuan warga mengungsi. Setahun berselang, Desember 2022, awan panas guguran menjalar hingga 19 kilometer dari kawah. Ribuan penduduk harus dievakuasi dalam waktu singkat.

Memasuki 2024 hingga pertengahan 2025, Semeru menunjukkan aktivitas vulkanik yang hampir harian. Letusan-letusan kecil, umumnya bertipe strombolian, muncul 3 hingga 6 kali per hari. Kolom abu bervariasi antara 500 hingga 1.000 meter. Nah, erupsi yang terjadi pagi ini disebut merupakan lanjutan dari pola tersebut.

Gunung Semeru memang memesona. Namun juga menyimpan kekuatan yang tak boleh disepelekan. Erupsinya kali ini bukan yang pertama, dan hampir bisa dipastikan bukan yang terakhir. Di balik keindahan lereng dan puncaknya, tersimpan energi alam yang siap meledak kapan saja. Karena itu, kewaspadaan adalah satu-satunya sikap paling bijak. (*)

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Editor: Hardi


No More Posts Available.

No more pages to load.