KabarBaik.co – Sejumlah warga dari lintas desa di Kecamatan Kesamben, Jombang, mengikuti kegiatan ‘Ngaji Budaya Jumat Kliwon’ di Sanggar Wayang Topeng Tri Purwo Budoyo, Desa Jatiduwur.
Acara yang digelar setiap Jumat Kliwon ini menjadi ruang untuk melestarikan sejarah dan budaya lokal, sekaligus mempererat silaturahmi antardesa.
Kegiatan diawali dengan tahlil dan doa bersama untuk para leluhur dan keselamatan bangsa. Dilanjutkan dengan narasi sejarah Wayang Topeng Jatiduwur serta diskusi budaya mengenai peradaban masa lampau di wilayah Kesamben.
“Insyaallah ini edisi perdana, dan akan kami gelar rutin setiap malam Jumat Kliwon. Harapannya, warga makin semangat belajar dan menjaga sejarah kita bersama,” ujar Isma Hakim, pengelola Wayang Topeng Jatiduwur, Jumat (5/9).
Sejumlah tokoh hadir dalam kegiatan tersebut, di antaranya RM Kushartono dari nDalem Pojok Wates Kediri, pegiat budaya dan lingkungan Ari Hakim, anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Jombang Arif Yulianto, serta pegiat budaya Kesamben, Agus Prasetyo.
Ari Hakim menyebut pelestarian sejarah adalah langkah luhur yang perlu terus digaungkan, terutama untuk generasi muda.
“Dengan belajar sejarah, kita bisa menggugah kesadaran akan jati diri dan peradaban besar nenek moyang,” katanya.
Senada, Agus Prasetyo berharap kegiatan ini mampu menginspirasi desa-desa lain di Kecamatan Kesamben untuk turut bergerak melestarikan budaya.
Sementara itu, Arif Yulianto menambahkan bahwa Kesamben menyimpan banyak peninggalan sejarah yang patut dibanggakan.
“Ada kisah penyelamatan Raja Jayanegara oleh Ki Ageng Jatiduwur, eksistensi Wayang Topeng Jatiduwur, hingga Prasasti Kusambyan yang diduga kuat berkaitan dengan wilayah Kesamben,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penyerahan bibit pohon Kosambi pohon ikonik Kesamben dari Ari Hakim kepada Isma Hakim sebagai simbol pelestarian lingkungan dan budaya. (*)








