KabarBaik.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak resmi melaksanakan serah terima jabatan (sertijab) serta menyampaikan visi-misi pembangunan Jawa Timur periode 2025-2030 di hadapan pimpinan dan anggota DPRD Jawa Timur.
Khofifah menegaskan komitmennya untuk membawa Jawa Timur menjadi “Gerbang Baru Nusantara” dengan mengusung visi “Bersama Jawa Timur maju yang adil, makmur, unggul, dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.”
Dalam acara yang turut dihadiri Staf Khusus Menteri Dalam Negeri Bidang Pemerintahan Desa dan Pembangunan Perbatasan Brigjend Pol (P) Hoiruddin Hasibuan itu, Khofifah menekankan bahwa tantangan yang dihadapi pada periode kedua kepemimpinannya akan berbeda dari periode pertama.
“Apa yang dihadapi di periode pertama pemerintahan Khofifah-Emil tidak sama dengan yang apa kita hadapi hari ini hingga lima tahun ke depan. Menjawab hal ini akan memerlukan kombinasi antara keberlanjutan strategi dan program dengan inovasi langkah-langkah baru,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (2/3).
Keberhasilan Khofifah-Emil dalam periode sebelumnya menjadi pijakan penting dalam melanjutkan pembangunan Jawa Timur. Di antaranya, pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 serta penurunan kemiskinan ekstrem yang drastis, dari 4,4 persen pada 2020 menjadi 0,66 persen di awal 2024.
Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur juga meningkat dari 71,50 pada 2019 menjadi 75,35 pada 2024, melampaui rata-rata nasional.
Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia, Khofifah menyoroti tantangan keterbatasan sumber daya alam yang membutuhkan langkah strategis.
“Sebagai provinsi yang juga memiliki jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia atau hampir seperenam jumlah penduduk Indonesia, Jawa Timur tak hanya dihadapkan pada peluang sebagai pemilik sumber daya manusia dan daya tarik pasar yang besar,” katanya.
“Namun, juga dihadapkan pada tantangan keterbatasan sumber daya alam termasuk lahan yang menuntut langkah-langkah baru kedepannya. Inilah yang mendasari kami mengusung cita-cita mewujudkan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara,” imbuhnya.
Dengan visi ini, Khofifah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama demi menjadikan Jawa Timur sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan.
Khofifah juga menegaskan bahwa program Nawa Bhakti Satya akan terus dilanjutkan dengan penyempurnaan dan penyelarasan dengan Asta Cita yang diusung pemerintah pusat.
“Nawa Bhakti Satya yang akan dilaksanakan dalam lima tahun ke depan adalah Jatim Sejahtera, Jatim Kerja, Jatim Cerdas, Jatim Sehat, Jatim Akses, Jatim Berkah-Amanah, Jatim Harmoni, Jatim Agro, dan juga Jatim Lestari. Semua kita rumuskan dengan evaluasi dan peningkatan dari capaian di periode sebelumnya dan penyelarasan dengan Asta Cita,” tegasnya.
Beberapa program prioritas dalam lima tahun ke depan mencakup penguatan ekonomi rakyat melalui PKH Plus, Jatim Puspa, Desa Berdaya, serta inisiatif di bidang pendidikan dan kesehatan seperti Jatim World Class Education, Beasiswa Santri Unggul, serta pengembangan rumah sakit rujukan oleh Pemprov.
Selain itu, transportasi publik akan terus dikembangkan dengan Trans Jatim Plus dan percepatan pembangunan jalan Pansela.
Untuk tiga bulan pertama kepemimpinannya, Khofifah merancang 10 program quick-win guna mempercepat pencapaian target pembangunan. Salah satunya adalah menjaga stabilitas harga selama Ramadan dan Lebaran dengan program Lumbung Pangan.
“Yang pertama yaitu menjaga stabilitas harga di bulan Ramadhan dan Lebaran dengan program Lumbung Pangan dan menjadikan Lumbung Pangan sebagai basis berkelanjutan untuk penguatan hulu hilir agro,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya peningkatan efektivitas pelayanan publik berbasis digital dengan mengintegrasikan lebih banyak aplikasi pemerintah ke dalam platform Majadigi super apps.
Program lainnya mencakup mudik gratis, perluasan Trans Jatim, pemeliharaan jalan, hingga percepatan pembangunan rumah sakit dan mitigasi bencana.
“Dan terakhir, merujuk data BMKG bahwa kemarau akan dimulai April-Juni, kami akan memulai pelaksanaan penanganan sungai-sungai rawan banjir dalam kewenangan provinsi termasuk pembersihan dan pengerukan sebagai langkah proaktif mitigasi bencana,” pungkasnya. (*)






