GMNI Trenggalek Soroti Pilkada 2024 dengan Paslon Tunggal: Tanda Kemunduran Demokrasi

oleh -9341 Dilihat
adbce9b5 ae89 4dd7 a196 cf3b4f4bde35
Ketua GMNI Trenggalek Mochammad Sodiq Fauzi. (Foto: Herlambang)

KabarBaik.co – Fenomena calon tunggal dalam Pilkada Trenggalek 2024 semakin mendekati kenyataan setelah pasangan Mochamad Nur Arifin dan Syah Muhamad Natanegara, atau yang dikenal dengan Ipin-Syah, berhasil meraih seluruh rekomendasi dari partai-partai yang memiliki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Trenggalek.

Dengan perolehan seluruh dukungan partai ini, pasangan Ipin-Syah menjadi satu-satunya kandidat yang dipastikan maju dalam Pilkada 2024. Dukungan penuh ini menunjukkan kuatnya pengaruh dan popularitas pasangan tersebut di tengah masyarakat Trenggalek.

Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Trenggalek, Mochammad Sodiq Fauzi, menyatakan keprihatinannya terkait kondisi ini. “Calon tunggal dalam pilkada menjadi cerminan dari lemahnya regenerasi politik di daerah, sekaligus kurangnya kompetisi yang sehat dalam demokrasi lokal,” ujar Sodiq, Selasa (3/9).

“Dengan fenomena Pilkada Trenggalek yang mana kita ketahui bersama bahwa Pilkada tahun ini Trenggalek hanya ada Paslon tunggal, berarti ini secara tidak langsung sudah terjadi kemunduran demokrasi di Kabupaten Trenggalek sendiri, karena masyarakat dihadapkan dengan kondisi untuk menghadapi pilihan yang tidak ideal,” tambahnya.

Menurut Sodiq, situasi ini menghilangkan kesempatan bagi masyarakat untuk melihat adu gagasan yang seharusnya terjadi dalam sebuah kontestasi politik. “Yang seharusnya masyarakat bisa melihat adu gagasan, menjadi tidak ada. Maka bisa dikatakan fenomena Paslon tunggal yang terjadi di perhelatan Pilkada Trenggalek ini hanya akan menjadi semacam formalitas bagi masyarakat,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan keheranannya atas terjadinya fenomena ini. “Saya juga heran kenapa kok bisa terjadi fenomena seperti ini di Trenggalek. Jadi ini menandakan bahwa Pendidikan Politik di Trenggalek benar-benar sudah macet. Yang namanya demokrasi itu kan harusnya kompetisinya setara. Jadinya masyarakat hari ini tidak bisa melihat ataupun membandingkan ide dan gagasan dari beberapa calon,” tegasnya.

Dengan munculnya fenomena ini, berbagai pihak kini menyoroti bagaimana proses demokrasi di Trenggalek dapat berlangsung dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip keterbukaan dan akuntabilitas. Meskipun hanya ada satu pasangan calon, masyarakat diharapkan tetap aktif berpartisipasi dan memberikan suara mereka untuk masa depan Trenggalek yang lebih baik.

Pilkada Trenggalek 2024 ini diharapkan menjadi momentum bagi daerah untuk menunjukkan bahwa demokrasi tidak hanya soal banyaknya kandidat, tetapi juga tentang kualitas dan integritas dari proses pemilihan itu sendiri. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Herlambang
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.