Harga Cabai di Jombang Meroket Jelang Idul Adha, Pedagang Sebut Faktor Cuaca dan Tradisi

oleh -360 Dilihat
dcda80c7 8c27 4b72 9944 d9021f73b495
Penjual cabe di Pasar Mojoagung. (Foto: Ist)

KabarBaik.co – Harga cabai di Pasar Mojoagung, Jombang, kembali mengalami kenaikan signifikan menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah.

Pantauan di lapangan menunjukkan kenaikan harga terjadi secara bertahap. Dimulai dari Rp 20.000 per kilogram, lalu naik menjadi Rp 23.000, hingga kini menyentuh angka Rp 25.000 sampai Rp 26.000 per kilogram.

Kondisi ini dikeluhkan oleh para pedagang sayuran di pasar tersebut. Abdul Manaf, salah seorang pedagang yang menjual dua jenis cabai, mengungkapkan bahwa kenaikan harga menjelang hari besar keagamaan seperti Idul Adha sudah menjadi fenomena yang berulang.

“Harga cabai saat ini naik. Sebelumnya Rp 20.000 per kilo, sekarang sudah Rp 24.000 sampai Rp 25.000 per kilo. Ya, ini biasa kalau mau hari raya, banyak yang butuh,” ujar Abdul Manaf saat ditemui di lapaknya, pada Jumat (16/5).

Lebih lanjut, Abdul Manaf menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai tidak hanya dipicu oleh meningkatnya permintaan menjelang Idul Adha. Faktor cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi juga turut berperan signifikan dalam melambungkan harga komoditas pedas ini.

“Cuaca juga sangat berpengaruh. Hujan terus menerus bikin banyak cabai busuk di petani. Jadi, barangnya kurang, otomatis harga jadi mahal,” jelasnya.

Abdul Manaf memprediksi tren kenaikan harga cabai akan terus berlanjut hingga perayaan Idul Adha mendatang. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan pasokan dari petani akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.

“Mungkin satu minggu ke depan harga cabai bisa naik lagi. Cabai rawit yang sekarang Rp 24.000 bisa jadi lebih mahal. Cabai merah besar sekarang sudah Rp 26.000, bisa sampai Rp 30.000 atau lebih minggu depan. Petani juga kesulitan karena hujan terus,” ungkapnya.

Kombinasi antara kurangnya pasokan cabai dari petani dan tingginya permintaan menjelang Idul Adha diperkirakan akan semakin menekan ketersediaan komoditas ini di pasaran. Abdul Manaf khawatir kondisi ini akan berdampak pada daya beli masyarakat.

“Dampaknya pasti pembeli akan mengurangi jumlah pembelian. Biasanya beli banyak, mungkin nanti belinya sedikit saja,” pungkasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.