Meroket, Harga Cabai di Pasar Baru Porong Sidoarjo Tembus Rp 130 Ribu

oleh -260 Dilihat
2a0d2952 43a0 402a a86d 93a303d79d80
Stok cabai yang ada di Pasar Porong. (Foto: Yudha)

KabarBaik.co – Harga cabai di Pasar Baru Porong, Sidoarjo mengalami lonjakan drastis menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah. Cabai rawit merah kini dijual seharga Rp 130.000 per kilogram pada Minggu (30/3). Peningkatan harga ini diduga disebabkan oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang bersiap menyambut hari raya.

Salah satu pedagang cabai, Farida, 38, menjelaskan bahwa kenaikan harga sudah terjadi sejak sepekan terakhir. “Kenaikan ini karena banyak masyarakat yang memborong cabai untuk persediaan selama Lebaran. Apalagi banyak perantau yang sudah pulang kampung,” ujarnya.

Selain cabai rawit merah, harga komoditas cabai lainnya juga ikut melonjak. Cabai merah besar kini mencapai Rp 50.000 per kilogram, sedangkan cabai merah kualitas super dijual seharga Rp 130.000 per kilogram. Cabai rawit hijau pun mengalami kenaikan harga menjadi Rp 75.000 per kilogram.

kabarbaik lebaran

Kenaikan harga tidak hanya terjadi pada cabai, tetapi juga pada kebutuhan pokok lainnya. Bawang putih yang sebelumnya dijual Rp 40.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 45.000. Sementara itu, harga bawang putih jenis kating meroket dari Rp 54.000 menjadi Rp 65.000 per kilogram.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pedagang lainnya, Sri, 39, ia mengungkapkan bahwa meskipun harga naik setiap tahun, kenaikan kali ini terasa lebih signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Harga naik setiap tahun pasti, tapi tahun ini lebih tinggi dibanding sebelumnya. Mungkin karena daya beli masyarakat yang meningkat,” katanya.

Meski harga melambung tinggi, suasana pasar tetap ramai dengan aktivitas jual beli. Para pembeli tetap membeli bahan pokok untuk kebutuhan sehari-hari, meskipun harus merogoh kocek lebih dalam.

Siti, 29, salah satu pembeli, mengaku tidak bisa menghindari harga tinggi karena kebutuhan dapur yang mendesak. “Karena kebutuhan mendesak, mau tidak mau harus beli, meskipun mahal sekali,” ujarnya.

Beberapa pembeli mencurigai adanya permainan harga oleh tengkulak yang memanfaatkan momen hari raya. Rahayu (35) menuturkan bahwa kenaikan harga bahan dapur sudah menjadi pola tahunan menjelang Lebaran.

Meski mengalami kenaikan yang cukup signifikan, namun nyatanya sejumlah pembeli menganggap suatu hal yang sudah bisa diprediksi sebelumnya.

“Saya sudah tidak kaget lagi, ini seperti sudah jadi pola setiap tahun. Saya curiga ini permainan tengkulak yang memanfaatkan momen hari raya,” kata Hesti, warga Candi yang kebetulan berbelanja di Pasar Porong.

Masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengendalikan harga bahan pokok agar tidak semakin membebani mereka menjelang Idul Fitri. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Yudha
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.