KabarBaik.co – Harga sejumlah komoditas pangan, terutama cabai, mulai mengalami kenaikan signifikan menjelang Lebaran. Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur, Nanang Triatmoko, mengungkapkan bahwa cabai merah besar mengalami lonjakan harga, sementara harga cabai rawit merah tetap stabil di tingkat tinggi.
“Cabai merah besar naik, sedangkan cabai rawit merah masih stabil tinggi,” ujar Nanang, Minggu (30/3). Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo), rata-rata harga cabai merah besar di Jawa Timur mencapai Rp 46.914 per kilogram. Kota Probolinggo mencatat harga rata-rata tertinggi sebesar Rp 60.000, sementara harga terendah berada di Kabupaten Bangkalan dengan Rp 26.500 per kilogram.
Di Surabaya, harga cabai merah besar di sejumlah pasar besar juga mengalami kenaikan tajam. Jika minggu lalu harga berada di kisaran Rp 38.000 per kilogram, kini melonjak menjadi Rp 50.000 per kilogram.
Sementara itu, harga rata-rata cabai rawit merah di Jawa Timur tercatat Rp 80.491 per kilogram. Kabupaten Banyuwangi menjadi wilayah dengan harga tertinggi, yakni Rp 100.000, sedangkan Kabupaten Bangkalan mencatat harga terendah sebesar Rp 32.500. Di pasar-pasar besar Surabaya, harga cabai rawit merah relatif stabil di kisaran Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per kilogram.
Nanang menjelaskan bahwa kenaikan harga ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan pasar menjelang Lebaran. Selain itu, faktor cuaca yang tidak menentu turut memengaruhi hasil produksi cabai. “Cuaca sekarang sangat berpengaruh. Hujan deras lalu tiba-tiba panas membuat tanaman cabai kurang sehat. Akibatnya, hasil panen tidak menentu. Kalau harga mahal, artinya panen sedikit,” jelasnya.
Di tingkat petani, harga cabai merah besar hanya Rp 38.000 per kilogram, sedangkan cabai rawit merah berkisar antara Rp 60.000. Namun, fluktuasi cuaca dan tingginya permintaan menyebabkan harga di tingkat konsumen melonjak tajam. “Momentumnya menjelang Lebaran memang selalu membuat permintaan naik tinggi, sehingga harga ikut terdorong,” pungkas Nanang. (*)