KabarBaik.co – Kota Batu dulu dijuluki sebagai Kota Apel karena bibit tanaman buah apel bertebaran di kota tersebut. Wali Kota Batu, Nurochman, kini tengah berusaha mengembalikan ikon dan identitas kota tersebut seiring julukan Kota Apel perlahan mulai memudar.
Dalam pertemuan rutin bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mitra Arjuna di Desa Tulungrejo, Nurochman menyebut bahwa dirinya terus berupaya mencari bibit unggul apel dari Fukushima, Jepang. “Ini adalah komitmen pemerintah dalam mengembalikan kejayaan apel sebagai ikon utama kota,” kata Nurochman, Rabu (19/3).
Nurochman menyebut pemeliharaan tanaman buah apel sebenarnya tidak gampang seperti yang dibayangkan. “Tantangan yang dihadapi petani apel saat ini seperti biaya produksi yang tinggi dan degradasi kualitas tanah,” ungkapnya.
Untuk mengatasi hal itu, lanjut Nurochman, Pemerintah Kota Batu akan bekerja sama dengan ahli pertanian untuk mengembangkan varietas apel yang lebih tahan terhadap perubahan iklim. Sebagai langkah awal, pemerintah akan membangun lahan percontohan (demplot) di Kecamatan Bumiaji.
Nurochman menegaskan, lahan demplot ini akan menjadi pusat penelitian dan pengembangan teknik budidaya apel yang lebih efektif. “Selain itu, pemerintah berencana meninjau kembali kemitraan dengan Fukushima, Jepang, untuk memperoleh bibit apel unggul dan memperluas akses pasar,” tegas Nurochman.
Salah seorang penyuluh pertanian Desa Tulungrejo, Dulkamar menyebutkan, saat ini Gapoktan Mitra Arjuno berusaha mempertahankan lahan apel di Desa Tulungrejo yang kini tersisa sekitar 311 hektare. “Yang jelas kami memohon arahan dan kiat-kiat untuk menjaga keberlanjutan apel sebagai ikon Kota Batu,” tegasnya. (*)
