Kawasan Hijau Bekas Tambang jadi Kampoeng Reklamasi Air Jangkang

oleh -522 Dilihat
IMG 20250903 WA0015

KabarBaik.co – Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki beragam pilihan destinasi wisata. Salah satunya yakni wisata lahan bekas tambang di Kampoeng Reklamasi Air Jangkang.

IMG 20250903 WA0013

Kampoeng Reklamasi Air Jangkang terletak di Desa Riding Panjang, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Keberadaannya menimbulkan secercah harapan untuk mengembalikan fungsi lahan yang sudah rusak parah pasca-aktivitas pertambangan masif di sana.

IMG 20250903 WA0004

Saat menapaki kawasan ini, kita akan disambut dengan Peta Kampoeng Reklamasi Air Jangkang di Desa Riding Panjang, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tempat ini adalah bekas lokasi tambang PT Timah yang telah ditinggalkan atau tidak dioperasikan lagi sejak 2005.

IMG 20250903 WA0011

PT Timah melakukan proyek rehabilitasi di sana sejak tahun 2013. Luas lahan yang direhabilitasi itu sekitar 36,6 hektar. Proyek rehabilitasi itu dikelola anak perusahaan PT Timah yang bernama PT Timah Agro Manunggal (TAM).

IMG 20250903 WA0012

Proyek rehabilitasi itu mengusung konsep edu eco tourism. Kawasan ini mengintegrasikan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, agrowisata, wisata air, hingga pusat penyelamatan satwa.

IMG 20250903 WA0003

Bekas lubang tambang timah yang airnya mulai mengalami perbaikan sehingga dijadikan tempat pembibitan ikan dan sarana wisata air.

IMG 20250903 WA0008

Sebagian lahan dari kawasan itu dijadikan sebagai Pusat Penyelamatan Satwa yang dikelola lembaga swadaya Alobi Foundation sejak 2018.

IMG 20250903 WA0014

Banyak satwa dilindungi yang diselamatkan seperti mentilin (Tarsius bancanus), rusa sambar (Cervus unicolor), beruang madu (Helarctos malayanus). Satwa-satwa itu berasal dari hasil sitaan warga, barang bukti perdagangan ilegal, kiriman daerah lain, hingga penyelamatan dari konflik dengan warga.

IMG 20250903 WA0006

Salah satu satwa yang paling banyak diselamatkan adalah buaya muara (Crocodylus porosus). Karena maraknya pertambangan ilegal yang membuat masifnya kerusakan lingkungan, konflik buaya dan manusia semakin sering terjadi dalam lima tahun terakhir. Bahkan, usai diselamatkan, buaya-buaya itu sulit untuk dikembalikan ke alam karena ada penolakan oleh warga.

IMG 20250903 WA0009

Suasana danau bekas galian tambang yang airnya sudah mulai membaik dan lingkungan sekitarnya kembali rimbun serta hijau. Sebelum direhabilitasi, lahan ini berupa hamparan pasir putih gersang tanpa tumbuhan karena kerusakan lingkungan yang parah akibat aktivitas tambang dalam waktu yang panjang. Airnya pun berkadar asam tinggi. Akibatnya, dulu tak ada kehidupan di sini.

IMG 20250903 WA0007

Kini, dengan sejumlah metode, kadar asam air di sana mulai kembali normal sehingga ikan dan jenis satwa air liar lainnya sudah bisa hidup di sana. Sementara itu, tanah di sekitarnya kembali memiliki unsur hara yang cukup untuk tumbuh kembang tanaman budidaya dan tumbuhan liar. Karena itu pula, satwa-satwa liar mulai kembali mendatangi lokasi tersebut, seperti burung bangau, ular, dan capung.

IMG 20250903 WA0010

Karena lahan yang mulai kembali sehat, pengelola pun memanfaatkannya untuk budidaya sejumlah tanaman buah-buahan, seperti jeruk, jambu air, mangga, durian, dan buah naga. Hasil perkebunan di sana pun relatif cukup baik seperti jeruk ini contohnya.

IMG 20250903 WA0005 1

Segenap usaha itu memberikan banyak manfaat luas, termasuk kepada warga di sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: R. Hari
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.