KabarBaik.co – Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jember Mirfano angkat bicara terkait polemik dalam debat publik terbaru Pilkada Jember 2024.
Kala itu, pasangan calon (Paslon) nomor urut 2 Muhammad Fawait-Djoko Susanto dinilai menyerang Hendy Siswanto-Firjaun dengan membawa status hukum Sekda Jember Hadi Sasmito, yang saat ini berstatus tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan billboard.
Mirfano mengatakan, bahwa apa yang dilakukan oleh lawan politik Hendy-Firjaun di Pilkada Jember sangatlah tidak etis.
“Bukan rahasia umum jika t untuk menyerang calon petahana, dan itu terlontar di saat debat publik kedua. Saya rasa itu tidak etis,” ujar Mirfano, Minggu (17/11).
Lebih spesifik, Mirfano menyesalkan pihak 2 sampai menyebut “dikorbankan”. Ia menilai kata-kata tersebut tidak tepat karena dalam kasus hukum yang dialami Hadi Sasmito tidak ada yang dikorbankan maupun mengorbankan.
“Di debat publik kedua itu jelas mengatakan anak buahnya dikorbankan. Saya pernah jadi sekda tidak pernah kok dikorbankan oleh pimpinan,” ungkap Mirfano.
Ia meminta di situasi Pilkada saat ini, seharusnya pihak-pihak tersebut lebih dewasa untuk menyikapi suatu hal.
“Jangan sampai memanfaatkan kesusahan orang lain untuk menyerang orang lain. Apalagi untuk kepentingan politik,” pungkas Mirfano.
Diketahui, saat debat publik paslon Pilkada Jember, pada Sabtu (9/11) lalu, Muhammad Fawait, calon bupati nomor urut 2, menyebut Hadi Sasmito dikorbankan. “Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak mengorbankan anak buahnya,” katanya saat itu. (*)