KabarBaik.co – Maraknya perang sarung selama bulan ramadan yang dilakukan para remaja di Kota Surabaya memunculkan keprihatinan. Untuk itu, Forum Ikatan Perempuan Indonesia Peduli (IPIP) bersama Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) menolak perang sarung saat ramadan.
IPIP dan PPJI yang turut menggandeng Wartawan Pokja Taman Surya (POTAS) itu ‘berkampanye’ menggaungkan tagar #SarungUntukKebaikan dengan cara membagikan takjil untuk berbuka puasa di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Selasa (2/4/2024).
Sepanjang acara berlangsung, sejumlah peserta tampak menyelempangkan maupun menggunakan sarung. Hal itu dilakukan sebagai bentuk sosialisasi penggunaan sarung yang sesuai fungsi.
Tak hanya itu, seruan #SarungUntukKebaikan juga terpampang di sejumlah spanduk yang dibawa. Gerakan penolakan perang sarung itu sejalan dengan fokus IPIP untuk memberikan perlindungan lebih kepada anak-anak.
“Di sini kami menunjukan kepedulian terhadap perempuan, dan tentunya terhadap anak-anak,” ujar Ketua IPIP Kota Surabaya Asrilia Kurniati kepada awak media usai bagi-bagi takjil.
Lebih lanjut, perempuan berusia 43 tahun itu menilai aktivitas perang sarung tak hanya meresahkan warga, namun juga mengancam keselamatan anak-anak. Apalagi, IPIP sudah lama mempunyai program yang mengutamakan kedudukan perempuan, dan juga kepedulian terhadap anak.
“Ini wujud kepedulian kami, apalagi kami sudah sekian lama berkonsentrasi terhadap perempuan dan anak. Kami sudah sekian lama menjalankan program tersebut,” ucap Asrilia Kurniati.
Dalam kesempatan ini, Ketua POTAS Robby Juliarto mengatakan, jika program dari IPIP dan misi yang dibawa POTAS kali ini sangat klop, sehingga tak ada salahnya keduanya berkolaborasi.
“Dalam kesempatan ini, kami dibantu oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, menyerukan tolak perang sarung. Senada dengan apa yang digaungkan IPIP,” ucap Robby Juliarto.
Selain itu, pihaknya juga mengatakan jika programnya kali ini juga untuk menjaga kondusifitas Kota Pahlawan, khusunya di bulan ramadan, terlebih lagi di tahun politik. “Sebisa mungkin agar masyarakat Kota Surabaya, bisa menjaga anak-anaknya, dan memberikan imbauan agar tak turut serta dalam fenomena ini,” pungkas Robby Juliarto.