Meneladani Rasulullah SAW, Panduan Menjalankan Amalan Sunnah di Bulan Ramadan

Reporter: Prabangasta Restu Rendra
Editor: Gagah Saputra
oleh -141 Dilihat
Ilustrasi ibadah membaca Al Qur'an

KabarBaik.co – Ramadan adalah bulan suci yang penuh dengan refleksi spiritual dan pengabdian. Nabi Muhammad SAW memberikan teladan yang inspiratif bagi umat Islam pada masa ini. Amalannya, yang dikenal sebagai Sunnah, menawarkan panduan untuk memperkaya pengalaman Ramadhan anda.

Melakukan amalan-amalan sunnah di bulan Ramadan tidak hanya mendapat pahala, namun juga dapat meningkatkan keimana dan ketaqwaan terhadap Allah SWT. Oleh karena itu, umat muslim berlomba-lomba untuk mengerjakan amal ibadah dan kebaikan sebanyak mungkin seperti sholat sunnah, membaca Alquran, bersedekah, dan lain-lain.

Contoh Sunnah-sunnah Nabi selama Ramadan:

Memperdalam Pengabdian Melalui Doa:
-Tarawih: Mengamati salat malam khusus (Tarawih) berjamaah dan merasakan ketenangan ibadah yang diperpanjang.

-Tahajjud: Merangkul kekuatan tenang doa Tahajjud, mencari kedekatan dengan Tuhan di larut malam.

Kasih Sayang dan Amal dalam Tindakan:

-Meningkatkan kemurahan hati: Mengikuti arahan Nabi (SAW), perbanyak amal amal anda (Zakat dan Sadaqah) untuk membantu mereka yang membutuhkan.

-Puasa dengan empati: Tunjukkan kasih sayang kepada mereka yang kurang beruntung dengan merefleksikan perjuangan mereka selama masa kelaparan.

Baca juga:  Apa Itu Megengan? Ini Hukumnya Menurut Pandangan Islam

Membangun Komunitas dan Koneksi:
-Silaturahmi Buka Puasa : Berkumpul bersama orang-orang terkasih dan sesama umat Islam untuk berbuka puasa (Buka Puasa) bersama, menumbuhkan semangat kebersamaan.
-Makan sahur: Berbagi makanan sahur dengan keluarga dan teman, memperkuat ikatan dan mempersiapkan hari yang akan datang.

Refleksi Batin dan Disiplin Diri:
-Malam Kekuasaan (Laylat al-Qadr): Mengabdikan ibadah dan doa ekstra pada Lailatul Qadr, Malam Kekuasaan, mencari ampunan dan keberkahan

-Membaca Alquran: Tingkatkan bacaan dan refleksi Alquran, perdalam pemahaman anda tentang pesannya Qur’an.

-Menjalankan Itikaf (Pengasingan): Dalam sepuluh hari terakhir atau lebih bulan Ramadhan, sebagian umat Islam melakukan Itikaf, menghabiskan waktu dalam pengasingan untuk berdoa (berkonsultasi dengan otoritas agama mengenai praktik Itikaf).

-Puasa dari Ucapan Negatif: Menjauhkan diri dari gosip, perdebatan, dan hal-hal negatif selama berpuasa.

-Meminta Pengampunan: Meminta pengampunan dari Allah (SWT) dan mendamaikan hubungan yang rusak.

-Mengakhirkan sahur, sebagaimana hadist berikut ini:

Baca juga:  Ini Alasan Khofifah Tidak Setuju Ada Larangan Membawa Anak ke Masjid

عَنْ أَبِي حَازِمٍ أَنَّهُ سَمِعَ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ، يَقُولُ: كُنْتُ أَتَسَحَّرُ فِي أَهْلِي، ثُمَّ يَكُونُ سُرْعَةٌ بِيْ أَنْ أُدْرِكَ صَلاَةَ الفَجْرِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abu Hazim, dia mendengar Sahal bin Sa’ad berkata, “Aku sahur bersama keluargaku, kemudian aku buru-buru menyelesaikannya untuk bisa dapat sholat Fajar (Subuh) berjamaah bersama Rasulullah SAW.” (HR Bukhari no 577)

-Menyegerakan Buka Puasa:Disunahkan untuk menyegerakan berbuka puasa sebelum salat Maghrib. Meski hanya seteguk air atau sebutir kurma. Dari Sahl bin Saad bahwa Nabi SAW bersabda, ”Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

-Memberi Makan untuk Orang Berbuka:Memberi makan untuk orang yang berbuka puasa sangat dianjutkan, meski hanya seteguk air atau sebutir kurma. “Siapa yang memberi makan (saat berbuka) untuk orang yang puasa, maka dia mendapat pahala seperti pahala orang yang diberi makannya itu tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya”. (HR.At-Tirmizy, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibbandan Ibnu Khuzaemah).

Baca juga:  Setiap Akhir Ramadan, Selalu Mentradisikan Berbagi dan Berbuka Bersama Anak Yatim

-Meninggalkan Nafsu dan Syahwat: Ada nafsu dan syahwat tertentu yang tidak sampai membatalkan puasa, seperti menikmati wewangian, melihat sesuatu yang menyenangkan dan halal, mendengarkan dan meraba. Meski pada dasarnya tidak membatalkan puasa selama dalam koridor syar‘i, namun disunahkan untuk meninggalkannya.

-Kurangi Tidur dan Perbanyak Istigfar
كَانُوْا قَلِيْلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Artinya,“Mereka sedikit tidur di malam hari. Di waktu sahur mereka beristighfar.” (Q.S. Ad Dzariyat 17-18)

-Ajak Teman Makan Sahur dan Sahur dengan Kurma
قَالَ عِرْبَاض بْنُ سَارِيَة : دَعَانِي رَسُوْلُ اللهِ إِلَى السَّحُوْرِ فِى رَمَضَانَ فَقَالَ : هَلُمَّ إِلىَ هَذَا الْغَذَاءِ الْمُبَارَكِ‘
Irbadh bin Sariyah berkata, “Aku diajak Rasulullah SAW untuk sahur di bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Mari nikmati makanan penuh berkah ini.” (HR. Ahmad).

Semoga ibadah yang kita lakukan selama bulan Ramadan semoga diterima oleh Allah SWT.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.