Misteri Kematian Brigadir Esco: Benarkah Polwan Istri Korban Membunuh Seorang Diri

oleh -4486 Dilihat
BRIGADIR ESCO scaled e1760800037264
Korban Brigadir Esco Faska Rely. (Foto IST))

KabarBaik.co- Tragedi pembunuhan Brigadir Esco Faska Relly, 29, hingga kini masih belum sepenuhnya benderang. Polisi memang sudah mengumumkan satu nama tersangka. Yakni, Brigadir Satu (Briptu) Rizka Sintiyani, istri korban sendiri. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dari Polres Lombok Barat, NTB, ibu dua anak itupun sudah ditahan.

Namun, kasus itu masih menimbulkan tanda tanya besar di kalangan publik. Mungkinkan Briptu Rizka menghabisi nyawa suaminya itu seorang diri? Lalu, apa motif atau latar belakangnya? Demikian juga kronologi detailnya. Karena itu, tampaknya Kepolisian mesti lebih transparan agar tidak mengundang kecurigaan dan memunculkan spekulasi-spekulasi liar di media sosial. Lebih dari itu, kepercayaan dan integritas Korps Bhayangkara pun tetap terjaga.

Informasinya, sebetulnya pada Sabtu (20/9) Polres Lombok Barat akan konferensi pers untuk ungkap perkara yang mengguncang publik luas tersebut. Namun, rencana itu mendadak dibatalkan. Belakangan, ada kabar kini seluruh akses informasi dialihkan ke Polda NTB. Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Mohammad Kholid dikonfirmasi wartawan menjawab diplomatis. ‘’Untuk kemungkinan tersangka lain, tentu akan didalami lebih lanjut oleh penyidik,” ujarnya.

Boleh jadi karena belum ada keterangan resmi, spekulasi liar pun banyak menghiasi media sosial. Mulai dari dugaan cinta segitiga, persoalan ekonomi, hingga ada yang menyebut nama pihak ketiga seorang oknum polisi berpangkat Kompol. Namun, tentu saja itu baru rumor yang belum terkonfirmasi dari pihak berwenang. Kepastiannya, publik mesti sabar menunggu keterangan dan keterbukaan dari pihak Polda NTB.

M. Syarifudin, kuasa hukum keluarga korban Brigadir Esco Faska Relly, menyatakan, pihaknya menerima SP2HP dari Polres Lombok Barat pada Sabtu (20/9). Dalam keterangannya, penyidik sudah memeriksa sebanyak 55 saksi dan menggelar perkara khusus di Ditreskrimum Polda NTB. ’’Langkah ini menunjukkan keseriusan penyidik, sehingga keluarga korban memberikan apresiasi,” ujar Syarifudin kepada awak media.

Keterangan ahli, lanjut dia, turut memperkuat temuan penyidik. Analisis forensik menyatakan ada indikasi pembunuhan dalam kematian Brigadir Esco. Bukti yang dikantongi, disebutnya jelas menunjukkan terdapat unsur pidana. Kendati demikian, pihak keluarga korban menilai kasus ini tidak mungkin dilakukan seorang diri oleh Briptu Rizka. ’’Peran orang lain wajib diungkap,” tegasnya.

Syarifudin berharap proses hukum perkara tersebut dapat berjalan lebih cepat. Termasuk segera melaksanakan reka ulang atau rekonstruksi agar berkas segera dilimpahkan ke jaksa dan sidang cepat tergelar. Dia juga menyampaikan penghargaan kepada masyarakat. Tekanan publik, terutama di media sosial, telah berkontribusi besar hingga perkara ini ditangani serius yang akhirnya terungkap. ’’Dorongan netizen sangat berarti bagi keluarga korban,” jelasnya.

Tragedi ini bermula dari Brigadir Esco dilaporkan hilang sejak 19 Agustus 2025. Tapi, kabarnya sang istri tidak pernah melapor ke pihak berwenang maupun tetangga. Karena itu, belakangan sempat menimbulkan tanda tanya besar. Ternyata, 24 Agustus 2025, jasad Esco ditemukan oleh mertua sekaligus ayah Briptu Rizka, Dalem Amaq Siun, di pekarangan belakang rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung.

Kondisi jenazah mengenaskan. Leher korban terjerat tali, wajah rusak, tubuh membengkak, dan sudah dikerubungi lalat. Penemuan ini sontak menggemparkan warga setempat. Saat penemuan mayat Brigadir Esco itu, Briptu Rizka dikabarkan sempat pingsan. Nah, belakangan gelagatnya kian dicurigai seiring berkembangnya penyelidikan.

Baca Juga: Kursi Kapolri Berganti Oktober? Angkat Dofiri, Dua Langkah Cerdas Presiden Prabowo

Samsul Herawadi, ayah Brigadir Esco, juga meyakini anaknya tidak mungkin dibunuh oleh Briptu Rizka seorang diri. Dia menduga ada pihak lain yang turut terlibat. Ketika mendatangi Polres Lombok Barat, pihaknya juga mendapat keterangan dari penyidik bahwa ditemukan bercak darah di sebuah kamar rumah tersangka. Warga setempat juga menceritakan, saat olah TKP yang melibatkan anjing pelacak (K-9), hewan itu juga disebut hanya berputar-putar di kamar bersangkutan. Artinya, ada kemungkinan anaknya diekskusi di kamar bersangkutan.

Diketahui, Brigadir Esco adalah anggota Intel Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat. Selama hidup, ia dikenal sebagai sosok pendiam, santun, dan tidak memiliki masalah dengan masyarakat maupun keluarga. Pernikahannya dengan Briptu Rizka, yang kini menjadi tersangka, membuahkan dua anak berusia sekitar 4 tahun dan 2 tahun.

Terlepas perkembangan penyidikan perkara pembunuhan tersebut, kasus ini menambah panjang daftar tindak kriminalitas yang menyeret aparat kepolisian. Kali ini, korban dan pelaku sama-sama merupakan anggota Polres Lombok Barat. Lebih tragis lagi, seorang istri tega mengakhiri hidup suaminya yang juga rekan seprofesi.

Sebelumnya, Juli 2025 lalu, di wilayah hukum Polda NTB, publik juga dihebohkan dengan pembunuhan Brigadir Nurhadi di sebuah vila mewah Pulau Gili Trawangan. Tersangka utamanya juga  dua orang polisi, yang tidak lain atasannya sendiri. Perkembangan kasus ini juga banyak dinantikan publik.   (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.