KabarBaik.co – Memasuki musim kemarau membuat para petani di Bojonegoro mulai menyemai bibit tembakau. Diperkirakan para petani akan mulai menanam tembakau pada Mei mendatang.
Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan DKPP Bojonegoro Imam Nurhamid mengatakan, sebagian petani mulai menyemai bibit tembakau untuk ditanam pada bulan depan.
Meski tak bersamaan, namun rata-rata mulai menaman tembakau pada Juni. “Karena sebagian kecamatan masih menunggu panen padi,” ujar Imam Nurhamid, Selasa (22/4).
Imam menjelaskan, meski keputusan tanam ini bergantung petani, namun sebelum dilakukan pendataan pada Agustus mendatang. Diprediksi tanam tembakau tahun ini kembali meningkat.
Sebab, harga yang cukup tinggi ini menarik petani untuk menanam tembakau. ‘’Apalagi harga tembakau sedang naik mulai dua tahun kemarin,” jelasnya.
Berdasarkan data DKPP Bojonegoro, pada tahun 2024 lalu, luasan tanam tembakau melampau target, yakni dari target luasan tanam tembakau 12 ribu hektare, mengalami kenaikan menjadi 15 ribu hektare.
Meskipun demikian, pada Senin (21/4) kemarin Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika telah mengeluarkan peringatan dini tentang kemungkinan akan terjadinya musim kemarau basah di tahun ini.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa awal musim kemarau tahun 2025 telah mulai terjadi sejak April dan akan berlangsung secara bertahap di berbagai wilayah Indonesia.
Kendati begitu, musim kemarau tahun 2025 diprediksi akan berlangsung lebih singkat dari biasanya dan akan terjadi di beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Bojonegoro.
Dwi menjelaskan, fenomena iklim global seperti El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada dalam fase netral, yang menandakan tidak adanya gangguan iklim besar dari Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia hingga semester II tahun 2025.
Namun, suhu muka laut di wilayah Indonesia cenderung lebih hangat dari normal dan diperkirakan bertahan hingga September, yang dapat memengaruhi cuaca lokal di Indonesia.
“Durasi kemarau diprediksi lebih pendek dari biasanya di sebagian besar wilayah, meskipun terdapat 26% wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih panjang, terutama di sebagian Sumatera dan Kalimantan,” Jelasnya.
Sementara itu, Zainul Ma’arif selaku Kepala Bidang Sumber Daya Manusia dan Pembiayaan DKPP Bojonegoro mengatakan, bahwa pihaknya sudah memberitahukan ke sejumlah penyuluh pertanian lapangan (PPL) agar mewaspadai musim kemarau basah di tahun ini.
“Setalah kita mendapatkan informasi kemarin dari BMKG kita langsung menginformasikan ke para PPL agar menyampaikan informasi ini ke para petani, khususnya petani tembakau,” pungkasnya.(*)