KabarBaik.co- Suara agar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi mundur atai diganti, masih terus mengemuka. Bahkan, belakangan Pendiri Partai Gerindra Rahmat Harahap ikut bersuara. Dia menyarankan agar Presiden Prabowo Subianto untuk merombak kepala PCO.
Menurut Rahmat, apa yang disampaikan Hasan Nasbi sebagai kepala PCO menanggapi teror kepala babi ke kantor media keliru. Semestinya, kepala PCO bersikap humanis dan empati terhadap ancaman atau intimidasi kepada pers lantaran mewakili wajah Presiden atau Istana.
“Saya menyarankan agar kepala PCO dirombak dan diisi sosok yang memiliki empati dan kompeten karena mewakili Presiden untuk berkomunikasi ke publik. Kepala PCO seharusnya menjadi sahabat bagi semua insan pers,” kata Rahmat dilansir Tempo, Rabu (2/4).
Sebelumnya, Hasan Nasbi mendapat kecaman publik dan banyak tokoh dari berbagai kalangan. Ini setelah pria asal Sumatera Barat itu mengeluarkan pernyataan kontroversial. Saat itu, menanggapi terror kepala babi ke redaksi Tempo dengan menyatakan ’’sudah dimakan saja’’. Tak pelak, pernyataan tersebut dinilai blunder. Merugikan pemerintahan Presiden Prabowo. Terlebih, di tengah upayanya meningkatkan kepercayaan publik saat terjadi dinamika politik dan gejolak ekonomi global.
Dalam penjelasannya, Hasan Nasbi mengaku, pernyataannya didasarkan pada respons Cica, wartawan Tempo yang menjadi sasaran teror, di media sosial X. Hasan Nasbi menganggap pernyataan Cica sebagai lelucon. Hasan Nasbi menilai, Cica sebagai korban sendiri tidak merasa terancam, maka insiden ini sebaiknya tidak dibesar-besarkan. “Saya lihat medsos Cica. Dia minta dikirim daging babi. Artinya dia tidak terancam. Dia bisa bercanda. Kirimin daging babi dong,” ungkapnya.
Di hadapan para wartawan, Hasan Nasbi juga mempertanyakan apakah kepala babi yang dikirim benar-benar merupakan ancaman atau hanya sekadar lelucon. “Apakah itu beneran seperti itu? Atau cuma jokes? Karena mereka menanggapinya dengan jokes,” katanya.
Namun, banyak kalangan menganggap penjelasan Hasan Nasbi tersebut tetap tidak tepat. Pasalnya, Hasan Nasbi kapasitasnya sebagai juru bicara Presiden. Bukan sebagai seorang pengamat. ‘’Lantas, pantaskah negara abai terhadap dugaan perbuatan pidana (teror) semacam itu? Sekiranya, kepala babi dikirim ke rumah Jokowi, apakah Hasan Nasbi akan mengeluarkan pernyataan serupa,” ujar Reza Indragiri, pakar psikologi forensik.
Pada 21 Maret 2025, pihak Redaksi Tempo sudah melaporkan teror itu ke Mabes Polri. Sehari kemudian atau Sabtu, sekitar 20 polisi mendatangi kantor Tempo dan mengambil sejumlah barang bukti. Namun, sejauh ini belum ada penjelasan atas perkembangan penyelidikan kasus yang menjadi atensi luas tersebut. Terutama dari kalangan pers.
Sementara itu, dalam beberapa hari terakhir muncul desas-desus Presiden akan melakukan reshuffle anggota kabinetnya selepas Hari Raya Idul Fitri 1446 H ini. Di media sosial sudah ramai diperbincangkan, salah seorang sosok yang disebut-sebut akan masuk adalah Najwa Shihab. Namun, sejauh ini belum ada kepastian keakuratan informasi tersebut. Nah, apakah Najwa Shihab bakal menggantikan Hasan Nasbi? (*)






